6 Cara Meningkatkan Keamanan Akun Media Sosial

Artikel ini dibuat dengan Penulis Pro dari Ratu AI

Cara Meningkatkan Keamanan Akun Media Sosial

Keamanan akun media sosial menjadi prioritas utama di era digital yang semakin terhubung. Seiring meningkatnya penggunaan media sosial, ancaman siber yang menargetkan platform ini juga semakin canggih [4]. Data pribadi yang diakses melalui akun media sosial dapat digunakan untuk tujuan penipuan, pencurian identitas, atau bahkan peretasan akun finansial [4].

Oleh karena itu, memahami dan menerapkan strategi keamanan yang efektif sangat penting untuk melindungi informasi sensitif dan menjaga privasi daring [1]. Artikel ini akan mengulas langkah-langkah konkret untuk meningkatkan keamanan akun media sosial Anda di tahun 2025.

Poin-poin Penting

  • Mengaktifkan otentikasi multifaktor (MFA) dan menggunakan kata sandi yang kuat serta unik untuk setiap akun adalah langkah fundamental untuk melindungi akun media sosial dari akses tidak sah.
  • Memastikan semua perangkat lunak, termasuk sistem operasi, aplikasi media sosial, dan browser, selalu terbarui adalah krusial karena pembaruan seringkali berisi perbaikan kerentanan keamanan yang mencegah eksploitasi oleh penjahat siber.
  • Secara rutin meninjau dan menyesuaikan pengaturan privasi di setiap platform media sosial serta mencabut izin dari aplikasi pihak ketiga yang tidak digunakan dapat secara signifikan membatasi paparan informasi pribadi dan mencegah penyalahgunaan data.
  • Selalu waspada terhadap taktik phishing dan rekayasa sosial dengan tidak mengklik tautan mencurigakan, memverifikasi identitas pengirim, dan berhati-hati terhadap informasi yang dibagikan secara daring untuk mencegah pencurian kredensial dan informasi pribadi.

Menerapkan Otentikasi Multifaktor (MFA) dan Kata Sandi Kuat

Menerapkan otentikasi multifaktor (MFA) adalah salah satu langkah paling krusial untuk meningkatkan keamanan akun media sosial Anda [1]. MFA menambahkan lapisan perlindungan ekstra di luar sekadar kata sandi, yang berarti meskipun penjahat siber berhasil mendapatkan kata sandi Anda, mereka masih akan kesulitan mengakses akun tanpa autentikator kedua [7]. Metode MFA yang umum termasuk kode yang dikirimkan melalui SMS, aplikasi autentikator seperti Google Authenticator atau Authy, atau biometrik seperti sidik jari atau pemindaian wajah [7]. Misalnya, ketika Anda masuk ke akun media sosial dengan MFA aktif, setelah memasukkan kata sandi, sistem akan meminta Anda untuk memasukkan kode verifikasi dari aplikasi autentikator Anda atau mengonfirmasi identitas Anda melalui perangkat terdaftar [1]. Ini secara signifikan mempersulit upaya peretasan, karena peretas tidak hanya membutuhkan kata sandi Anda tetapi juga akses fisik ke perangkat Anda atau pengetahuan tentang kode MFA yang dihasilkan secara dinamis [1].

Selain MFA, penggunaan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun media sosial adalah pondasi keamanan yang tak tergantikan [1]. Kata sandi yang kuat tidak hanya panjang tetapi juga kompleks, menggabungkan gabungan huruf kapital dan huruf kecil, angka, dan simbol [8]. Disarankan untuk menghindari penggunaan informasi pribadi yang mudah ditebak seperti tanggal lahir, nama hewan peliharaan, atau nama anggota keluarga [8]. Penggunaan kata sandi yang sama untuk beberapa akun adalah praktik yang sangat berisiko, karena jika satu akun diretas, semua akun lain yang menggunakan kata sandi yang sama akan rentan terhadap serangan [6]. Manajer kata sandi, seperti LastPass atau Dashlane, dapat sangat membantu dalam menghasilkan dan menyimpan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun secara aman, sekaligus menghilangkan kebutuhan untuk mengingat setiap kata sandi secara manual [2]. Alat-alat ini mengenkripsi kata sandi Anda dan hanya membutuhkan satu kata sandi master untuk mengakses semua kredensial yang tersimpan [2]. Memperbarui kata sandi secara berkala – setidaknya setiap tiga hingga enam bulan – juga merupakan praktik keamanan yang baik untuk mengurangi risiko kredensial yang kedaluwarsa dieksploitasi [6]. Dengan menggabungkan MFA dan praktik kata sandi yang kuat, Anda akan menciptakan benteng keamanan yang jauh lebih tangguh untuk akun media sosial Anda.

Menjaga Perangkat Lunak dan Aplikasi Tetap Terbarui

Menjaga perangkat lunak dan aplikasi media sosial tetap terbarui adalah pilar penting dalam strategi keamanan siber [3]. Pembaruan perangkat lunak tidak hanya memperkenalkan fitur-fitur baru atau meningkatkan kinerja, tetapi yang lebih krusial, pembaruan tersebut sering kali menyertakan perbaikan kerentanan keamanan yang telah ditemukan dan ditambal oleh pengembang [3]. Penjahat siber secara konstan mencari celah keamanan dalam perangkat lunak lama untuk melakukan serangan, dan menggunakan versi aplikasi yang sudah usang berarti Anda membiarkan pintu terbuka bagi eksploitasi yang sudah diketahui [3]. Misalnya, peretasan yang memanfaatkan kerentanan dalam versi lama dari sistem operasi ponsel atau aplikasi media sosial dapat memungkinkan akses tidak sah ke data pribadi atau bahkan kendali penuh atas perangkat Anda [4]. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengaktifkan pembaruan otomatis untuk semua sistem operasi perangkat Anda (Windows, macOS, iOS, Android) serta semua aplikasi media sosial yang Anda gunakan [3].

Selain sistem operasi dan aplikasi media sosial, perhatian juga harus diberikan pada pembaruan browser web dan plugins yang terinstal [10]. Browser yang kedaluwarsa dapat menjadi titik masuk bagi malware atau serangan phishing yang dapat membahayakan keamanan akun media sosial Anda [10]. Pastikan browser Anda selalu diperbarui ke versi terbaru dan hapus plugins atau ekstensi yang tidak lagi diperlukan atau yang terlihat mencurigakan [10]. Beberapa plugins jahat dapat memantau aktivitas daring Anda, mencuri kredensial, atau menyuntikkan iklan berbahaya [5]. Untuk memastikan keamanan maksimal, secara rutin periksa pengaturan pembaruan di setiap aplikasi dan sistem operasi Anda untuk memastikan fitur pembaruan otomatis diaktifkan [2]. Jika pembaruan otomatis tidak tersedia untuk suatu aplikasi, segera perbarui secara manual begitu pembaruan tersedia [3]. Mengabaikan pembaruan adalah undangan terbuka bagi peretas, karena mereka terus-menerus mencari celah yang belum ditambal [4]. Dengan menjaga semua perangkat lunak tetap mutakhir, Anda secara proaktif melindungi diri dari ancaman siber terbaru dan memastikan akun media sosial Anda tetap aman [3].

Memahami dan Menyesuaikan Pengaturan Privasi

Memahami dan menyesuaikan pengaturan privasi di setiap platform media sosial adalah langkah fundamental untuk melindungi informasi pribadi Anda [8]. Banyak pengguna sering kali mengabaikan pengaturan ini, yang secara default mungkin menetapkan tingkat visibilitas yang lebih luas daripada yang diinginkan [8]. Setiap platform, seperti Facebook, Instagram, Twitter, atau LinkedIn, memiliki serangkaian pengaturan privasi yang spesifik, memungkinkan Anda untuk mengontrol siapa yang dapat melihat postingan Anda, siapa yang dapat mencari profil Anda, dan siapa yang dapat menghubungi Anda [1]. Meluangkan waktu untuk meninjau dan mengonfigurasi pengaturan ini secara cermat dapat mencegah informasi sensitif jatuh ke tangan yang salah [1]. Misalnya, Anda dapat mengatur agar postingan hanya terlihat oleh teman dekat atau koneksi yang disetujui, menyembunyikan daftar teman, atau membatasi siapa yang dapat mengunduh foto Anda [1].

Selain pengaturan privasi yang berkaitan dengan visibilitas konten, penting juga untuk memperhatikan pengaturan yang terkait dengan data Anda dan bagaimana platform menggunakannya [7]. Banyak platform media sosial mengumpulkan data pengguna untuk tujuan iklan bertarget atau untuk meningkatkan pengalaman pengguna [7]. Anda memiliki opsi untuk membatasi pengumpulan data ini atau menonaktifkan fitur pelacakan tertentu di bagian pengaturan privasi [7]. Penting juga untuk meninjau izin yang diberikan kepada aplikasi pihak ketiga yang terhubung ke akun media sosial Anda [2]. Beberapa aplikasi mungkin meminta akses berlebihan ke informasi pribadi Anda, seperti daftar kontak, lokasi, atau bahkan pesan pribadi [2]. Luangkan waktu untuk secara rutin meninjau dan mencabut izin dari aplikasi yang tidak lagi Anda gunakan atau yang terlihat mencurigakan [2]. Idealnya, hindari menghubungkan akun media sosial Anda dengan aplikasi pihak ketiga yang tidak tepercaya atau tidak dikenal kegunaannya [8]. Dengan mengontrol pengaturan privasi secara proaktif, Anda dapat secara signifikan mengurangi jejak digital Anda dan membatasi risiko informasi pribadi Anda disalahgunakan atau diakses secara tidak sah, sehingga meningkatkan keamanan akun media sosial Anda secara keseluruhan [1].

Waspada Terhadap Phishing dan Rekayasa Sosial

Kewaspadaan terhadap phishing dan rekayasa sosial adalah pertahanan utama dalam menjaga keamanan akun media sosial [4]. Phishing adalah upaya penipuan di mana penyerang berkedok sebagai entitas tepercaya, seperti platform media sosial itu sendiri, bank, atau perusahaan terkemuka, untuk mencuri kredensial atau informasi sensitif lainnya [4]. Serangan phishing seringkali datang dalam bentuk email, pesan teks, atau pesan langsung di media sosial yang berisi tautan berbahaya [4]. Tautan ini, ketika diklik, akan mengarahkan pengguna ke situs web palsu yang dirancang untuk menyerupai situs asli, dengan tujuan mengelabui pengguna agar memasukkan nama pengguna dan kata sandi mereka [4]. Begitu kredensial dimasukkan, penyerang segera menggunakan informasi tersebut untuk mengakses akun asli [4].

Rekayasa sosial, di sisi lain, adalah manipulasi psikologis untuk memengaruhi orang agar melakukan tindakan tertentu atau mengungkapkan informasi rahasia [5]. Ini seringkali melibatkan penyerang yang membangun hubungan palsu atau memanfaatkan rasa ingin tahu, takut, atau empati korban untuk mendapatkan akses yang tidak sah [5]. Misalnya, peretas mungkin berpura-pura menjadi teman yang membutuhkan bantuan finansial mendesak atau individu yang tertarik pada proyek pribadi Anda untuk meyakinkan Anda agar mengklik tautan berbahaya atau berbagi informasi pribadi [5]. Taktik lain termasuk pesan yang mengklaim Anda telah memenangkan hadiah besar dan meminta Anda untuk memverifikasi akun Anda melalui tautan yang mencurigakan [5]. Untuk melindungi diri, selalu periksa alamat email pengirim dan URL tautan sebelum mengklik apa pun [10]. Cari anomali, seperti kesalahan tata bahasa atau ejaan, logo yang buram, atau alamat email yang tidak cocok dengan merek yang diklaim [10]. Jangan pernah membagikan kata sandi atau informasi pribadi melalui email atau pesan yang tidak diminta [10]. Jika Anda tidak yakin tentang legitimasi suatu pesan, lebih baik langsung kunjungi situs web resmi platform media sosial secara langsung daripada mengklik tautan yang dikirimkan [10]. Melatih diri untuk mengenali tanda-tanda phishing dan rekayasa sosial adalah keterampilan krusial yang dapat mencegah sebagian besar serangan siber yang menargetkan akun media sosial Anda [4].

Mengaudit dan Membersihkan Akun Secara Berkala

Mengaudit dan membersihkan akun media sosial secara berkala adalah praktik keamanan proaktif yang sering diabaikan, namun sangat penting untuk menjaga integritas dan privasi digital Anda [1]. Seiring waktu, kita cenderung mengikuti banyak akun, bergabung dengan grup, atau memberikan izin kepada aplikasi pihak ketiga yang mungkin tidak lagi relevan atau bahkan berpotensi berisiko [2]. Audit rutin membantu mengidentifikasi dan menghilangkan kerentanan yang tidak disengaja [1]. Langkah pertama dalam audit adalah meninjau semua perangkat yang terhubung ke akun media sosial Anda [1]. Banyak platform menyediakan daftar perangkat yang telah mengakses akun Anda, lengkap dengan lokasi dan waktu akses terakhir [1]. Jika Anda melihat perangkat yang tidak dikenal atau sesi yang mencurigakan, segera cabut aksesnya dan pertimbangkan untuk mengubah kata sandi Anda [1].

Selanjutnya, tinjau kembali daftar teman atau pengikut Anda [6]. Hapus atau batasi akses akun yang tidak Anda kenal secara pribadi atau yang terlihat mencurigakan [6]. Akun palsu atau bot sering digunakan oleh penjahat siber untuk menyebarkan tautan berbahaya, mengumpulkan informasi, atau bahkan melakukan rekayasa sosial [4]. Demikian pula, periksa grup atau komunitas yang Anda ikuti dan tinggalkan yang tidak lagi aktif atau yang kontennya meragukan [8]. Bagian krusial lainnya dari audit adalah meninjau izin aplikasi pihak ketiga yang terhubung ke akun Anda [2]. Aplikasi-aplikasi ini mungkin memiliki akses ke postingan Anda, daftar teman, atau bahkan data pribadi Anda [2]. Hapus izin untuk aplikasi yang tidak lagi Anda gunakan, yang tidak Anda ingat telah izinkan, atau yang terlihat mengkhawatirkan [2]. Perusahaan seperti Google atau Facebook menyediakan halaman khusus untuk mengelola izin aplikasi pihak ketiga ini [7].

Terakhir, tinjau postingan lama Anda [6]. Apa yang mungkin tampak tidak berbahaya di masa lalu bisa jadi menimbulkan risiko privasi jika dilihat oleh audiens yang salah di masa depan [6]. Anda bisa mempertimbangkan untuk menghapus postingan yang sangat pribadi, yang mengungkapkan terlalu banyak informasi, atau yang dapat disalahgunakan [6]. Pengaturan privasi pada postingan lama juga dapat diatur ulang agar hanya terlihat oleh audiens yang lebih terbatas [6]. Dengan melakukan pembersihan dan audit akun secara teratur, Anda dapat memastikan bahwa jejak digital Anda tetap aman, mengurangi paparan informasi pribadi, dan mempertahankan kontrol yang lebih besar atas kehadiran online Anda, sehingga secara signifikan meningkatkan keamanan akun media sosial Anda secara keseluruhan [1].

Memahami Risiko Berbagi Berlebihan dan Mengurangi Informasi Pribadi

Memahami risiko berbagi berlebihan (oversharing) dan secara aktif mengurangi informasi pribadi yang dipublikasikan adalah strategi keamanan yang vital untuk akun media sosial Anda [5]. Di era di mana berbagi adalah kebiasaan, banyak orang tanpa sadar mengungkapkan terlalu banyak informasi yang dapat digunakan oleh penjahat siber [5]. Setiap informasi yang Anda posting, mulai dari lokasi Anda, tanggal ulang tahun, nama hewan peliharaan, nama sekolah, hingga rutinitas harian, dapat dikumpulkan dan digunakan untuk tujuan jahat [4]. Misalnya, penjahat siber sering menggunakan informasi pribadi yang tersedia secara publik untuk menebak pertanyaan keamanan, melakukan pencurian identitas, atau bahkan melakukan penipuan yang lebih terarah melalui rekayasa sosial [4]. Fitur geotagging atau menandai lokasi pada foto juga dapat mengungkapkan keberadaan Anda secara real-time, yang berisiko bagi privasi dan keamanan fisik Anda [5].

Untuk mengurangi risiko berbagi berlebihan, ada beberapa praktik yang dapat Anda terapkan [5]. Pertama, pikirkan dua kali sebelum memposting. Sebelum mengklik “bagikan”, pertimbangkan apakah informasi tersebut benar-benar perlu dipublikasikan dan siapa saja yang akan melihatnya [5]. Hindari memposting rencana perjalanan Anda secara rinci, foto boarding pass, atau informasi pribadi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi Anda atau memprediksi pola hidup Anda [5]. Nonaktifkan fitur geotagging pada kamera ponsel Anda atau aplikasi media sosial yang secara otomatis menambahkan lokasi ke foto Anda [10]. Jika Anda harus berbagi foto dari lokasi tertentu, lakukanlah setelah Anda meninggalkan lokasi tersebut [10].

Kedua, gunakan nama pengguna dan informasi profil yang tidak mengungkapkan terlalu banyak tentang identitas asli Anda [10]. Hindari menggunakan nama lengkap, tanggal lahir, atau informasi kontak pribadi di bagian profil yang publik [10]. Jika memungkinkan, gunakan informasi yang minimal dan bersifat umum [10]. Ketiga, berhati-hatilah dengan interaksi di platform media sosial [4]. Jangan mudah percaya pada permintaan pertemanan dari orang yang tidak dikenal atau mengikuti tautan dari sumber yang meragukan [4]. Penjahat siber sering menciptakan profil palsu untuk mengumpulkan informasi atau menyebarkan malware [4]. Membatasi audiens yang dapat melihat postingan Anda (misalnya, hanya teman atau keluarga) adalah langkah krusial untuk mencegah informasi pribadi Anda diakses secara tidak sah [1]. Dengan secara disiplin mengelola informasi yang Anda bagikan secara daring, Anda dapat secara signifikan mengurangi jejak digital Anda dan meminimalkan risiko menjadi target serangan siber, sehingga memperkuat keamanan akun media sosial Anda secara menyeluruh [5].

Kesimpulan

Keamanan akun media sosial adalah tanggung jawab bersama pengguna dan penyedia platform. Dengan menerapkan otentikasi multifaktor, menggunakan kata sandi yang kuat dan unik, serta menjaga perangkat lunak tetap terbarui, Anda sudah membangun fondasi keamanan yang solid [1, 3, 7]. Kewaspadaan terhadap phishing dan rekayasa sosial menjadi garis pertahanan pertama terhadap serangan yang menargetkan kerentanan manusia [4, 5]. Melakukan audit rutin terhadap akun serta berhati-hati dalam berbagi informasi pribadi akan semakin mengurangi jejak digital Anda dan meminimalkan risiko eksploitasi [1, 5, 6]. Mengadopsi praktik-praktik keamanan ini secara konsisten bukanlah suatu pilihan, melainkan keharusan untuk melindungi privasi dan data Anda di dunia digital yang terus berkembang.

Belum Kenal Ratu AI?

Ratu AI: Sang Perangkai Kata dan Citra Visual Terbaik di Indonesia

Ratu AI adalah sebuah platform generatif AI revolusioner yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan kreasi teks dan gambar berkualitas tinggi di Indonesia. Dengan memanfaatkan serangkaian model AI tercanggih yang telah dikembangkan secara global, Ratu AI mampu menciptakan konten yang detail, relevan, dan memukau, mulai dari artikel kompleks, deskripsi produk yang menarik, hingga ilustrasi visual yang menawan. Keunggulan Ratu AI terletak pada kemampuannya untuk memahami konteks bahasa dan budaya Indonesia dengan sangat baik, menghasilkan output yang tidak hanya akurat secara faktual tetapi juga terasa alami dan sesuai dengan target audiens lokal. Ini adalah solusi komprehensif bagi individu maupun bisnis yang ingin meningkatkan efisiensi dan kualitas konten mereka secara signifikan.

Jangan Biarkan Kreativitas Anda Terbatas!

Apakah Anda siap untuk membuka potensi tak terbatas dalam menciptakan teks dan gambar yang luar biasa? Ratu AI hadir sebagai jembatan menuju era baru konten digital. Kami mengundang Anda untuk merasakan langsung kekuatan dan keunggulan teknologi generatif AI terbaik yang ada di pasaran. Kunjungi halaman harga kami di https://app.ratu.ai/ sekarang juga, pilih paket yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda, dan mulailah perjalanan Anda menciptakan konten yang memukau dan efektif bersama Ratu AI. Jangan tunda lagi, wujudkan ide-ide brilian Anda menjadi kenyataan!

FAQ

Mengapa MFA begitu penting untuk keamanan akun media sosial?

MFA penting karena menambahkan lapisan keamanan ekstra di luar kata sandi; bahkan jika kata sandi Anda diretas, penjahat siber tidak dapat mengakses akun tanpa autentikator kedua, seperti kode dari aplikasi atau biometrik [1].

Apa risiko utama dari tidak memperbarui perangkat lunak sosial media?

Tidak memperbarui perangkat lunak sosial media meninggalkan akun Anda rentan terhadap kerentanan keamanan yang telah diketahui dan ditambal oleh pengembang, sehingga memudahkan peretas untuk mengeksploitasi celah tersebut dan mendapatkan akses tidak sah [3, 4].

Bagaimana cara mengenali serangan phishing di media sosial?

Serangan phishing sering dapat dikenali dari alamat email atau URL yang mencurigakan, kesalahan tata bahasa atau ejaan, permintaan informasi pribadi yang tidak wajar, atau tautan yang mengarahkan ke situs yang terlihat seperti aslinya tetapi memiliki alamat berbeda [4, 10].

Apa itu “oversharing” dan mengapa itu berbahaya bagi keamanan saya?

“Oversharing” adalah tindakan mengungkapkan terlalu banyak informasi pribadi secara daring, seperti lokasi, tanggal ulang tahun, atau rencana perjalanan, yang berbahaya karena informasi ini dapat digunakan oleh penjahat siber untuk pencurian identitas, penipuan, atau rekayasa sosial tertarget [4, 5].

Rerferensi

  1. Securely Manage Social Accounts: Best Practices for 2025: https://deliberatedirections.com/securely-managing-social-accounts-best-practices/
  2. Social Media Security Tools and Tips 2025: https://www.socialchamp.com/blog/social-media-security/
  3. Secure Your Social Media in 2025: Top Tips – cloudhostica.com: https://cloudhostica.com/secure-your-social-media-in-2025-top-tips/
  4. The top social media threats of 2025: https://us.norton.com/blog/emerging-threats/social-media-threats
  5. The One Thing You Can’t Afford to Ignore for Your Social Media Accounts in 2025: Security – Conscious Solutions: https://www.conscious.co.uk/site/blog/social-media-blog/law-firm-social-media-security-2025
  6. 6 Simple Ways to Improve the Security of Your Social Media Profiles | Social Media Today: https://www.socialmediatoday.com/technology-data/6-simple-ways-improve-security-your-social-media-profiles
  7. Social media security best practices to keep your company and customer data safe: https://sproutsocial.com/insights/social-media-security/
  8. Safeguarding socials: 6 practices to ensure social media security: https://sociality.io/blog/social-media-security-guideline/
  9. Shield Your Social: Your 2025 Digital Security Survival Guide – LinkedIn: https://www.linkedin.com/pulse/shield-your-social-2025-digital-security-w9knc/
  10. Social media security tips: Best practices for 2025 – Astound Broadband: https://www.astound.com/learn/internet/social-media-security-tips/