Daftar isi
Xi Jinping merupakan tokoh sentral dalam politik global kontemporer, menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok (CPC), Presiden Republik Rakyat Tiongkok (PRC), dan Ketua Komisi Militer Pusat, menjadikannya pemimpin de facto Republik Rakyat Tiongkok. Kepemimpinannya telah menandai era transformasi signifikan baik dalam dinamika internal Tiongkok maupun dalam perannya di panggung dunia. Artikel ini bertujuan untuk menyajikan biografi Xi Jinping secara mendalam, menggambarkan perjalanan hidup, karier politiknya, dan dampak kepemimpinannya.
Poin-poin Penting
- Xi Jinping merupakan tokoh sentral dalam politik global kontemporer, menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok, Presiden Republik Rakyat Tiongkok, dan Ketua Komisi Militer Pusat, menjadikannya pemimpin de facto Republik Rakyat Tiongkok.
- Kepemimpinan Xi Jinping telah diisi dengan upaya untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya, mereformasi ekonomi negara, dan meningkatkan pengaruh Tiongkok di panggung global, seperti melalui kampanye anti-korupsi, inisiatif “Made in China 2025”, dan program “Belt and Road Initiative”.
- Xi Jinping berasal dari latar belakang keluarga dengan akar politik yang kuat, namun juga mengalami masa sulit selama Revolusi Kebudayaan, yang membentuk karakternya dan menanamkan nilai-nilai kerja keras, ketahanan, dan empati terhadap rakyat biasa.
- Kepemimpinan Xi Jinping menandai era baru dalam ambisi global Tiongkok, dengan negara tersebut berusaha untuk membangun dunia yang lebih multipolar, mengurangi dominasi Barat, dan menawarkan model alternatif untuk pembangunan dan kerjasama internasional.
Kehidupan Awal dan Pendidikan
Xi Jinping lahir pada tanggal 15 Juni 1953, di ibu kota Tiongkok, Beijing, sebagai anak dari Xi Zhongxun, seorang pejuang revolusi yang berpengaruh dan pemimpin politik yang dihormati dalam Partai Komunis Tiongkok (PKT). Masa kecil dan remaja Xi Jinping terjadi selama salah satu periode paling turbulent dalam sejarah Tiongkok modern, yaitu Revolusi Kebudayaan. Revolusi ini, yang dimulai pada pertengahan 1960-an dan berlangsung selama hampir satu dekade, merupakan upaya Mao Zedong untuk memperkuat kontrolnya atas PKT dan mengarahkan negara lebih jauh ke arah komunisme murni. Selama masa ini, keluarga Xi sangat terpengaruh oleh kampanye politik tersebut; ayahnya, Xi Zhongxun, menjadi target kampanye anti-kapitalis dan didegradasi, yang berujung pada penderitaan bagi keluarga Xi.
Sebagai hasil dari situasi politik tersebut, pada usia remaja, Xi Jinping dikirim ke pedesaan Yanchuan di Provinsi Shaanxi, bagian dari program “Turun ke Bawah” yang memaksa anak-anak pejabat dan intelektual perkotaan untuk hidup dan bekerja bersama petani. Selama bertahun-tahun, ia mengalami kehidupan keras di pedesaan, bekerja di ladang dan hidup dalam kondisi yang jauh dari kenyamanan perkotaan. Xi sering menceritakan bagaimana periode ini memainkan peran penting dalam pembentukan karakternya, menanamkan nilai-nilai kerja keras, ketahanan, dan empati terhadap perjuangan rakyat biasa.
Pendidikan formal Xi Jinping berlanjut setelah masa sulit tersebut. Dia berhasil diterima di Universitas Tsinghua, salah satu universitas paling prestisius di Tiongkok, di mana dia memperoleh gelar sarjana dalam teknik kimia pada tahun 1979. Keinginannya untuk terus belajar dan memperdalam pemahamannya tentang ideologi yang membentuk negaranya membawanya kembali ke Tsinghua, di mana dia kemudian memperoleh gelar doktor dalam bidang hukum dan ideologi Marxisme. Pendidikan ini tidak hanya memberinya dasar akademis yang kuat tetapi juga mempersiapkannya untuk karir politiknya yang akan datang, di mana dia akan memanfaatkan pengetahuannya untuk naik melalui jajaran Partai Komunis Tiongkok.
Karier Politik
Karier politik Xi Jinping mengambil rute yang berawal dari kerja keras dan dedikasi di level paling bawah dari struktur Partai Komunis Tiongkok (PKT), di mana ia memulai perjalanannya di lingkungan pedesaan. Pengalamannya bekerja di pedesaan, terutama di Shaanxi, tidak hanya memperkuat hubungannya dengan rakyat biasa tetapi juga memberinya pemahaman mendalam tentang tantangan yang dihadapi di tingkat akar rumput. Ini membentuk dasar dari gaya kepemimpinan pragmatisnya, yang terus menerus ia tunjukkan sepanjang karirnya. Melalui kemampuan uniknya dalam menavigasi kompleksitas birokrasi PKT dan reputasinya sebagai seorang administrator yang efisien dan kompeten, Xi dengan cepat menaiki tangga kepemimpinan partai.
Langkah pertama dalam ascension politiknya terjadi ketika ia dipercaya dengan posisi-posisi administratif yang signifikan di Fujian, sebuah provinsi di tenggara Tiongkok, di mana ia menjabat sebagai Gubernur dari 1999 hingga 2002. Kepemimpinannya di Fujian dicirikan oleh upaya untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi sambil menjaga stabilitas sosial, sebuah pendekatan yang ia lanjutkan dalam peran selanjutnya. Setelah sukses di Fujian, Xi dipindahkan ke Zhejiang, provinsi yang lebih maju ekonominya, di mana ia menjabat sebagai Sekretaris Partai dari 2002 hingga 2007. Di Zhejiang, Xi dikenal karena mendorong inovasi dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, yang meningkatkan profilnya di dalam partai.
Karirnya mengambil langkah besar selanjutnya ketika ia menjadi Sekretaris Partai Shanghai pada 2007, sebuah posisi yang menempatkannya di salah satu pusat ekonomi dan politik terpenting di Tiongkok. Penunjukan ini merupakan pengakuan atas keahliannya dan posisinya sebagai salah satu bintang yang sedang naik daun dalam PKT. Periode singkatnya di Shanghai, meskipun singkat, membantu memantapkan reputasinya sebagai pemimpin yang mampu mengatasi tantangan ekonomi dan sosial yang kompleks.
Pada tahun 2007, karirnya mencapai tonggak penting lainnya ketika ia terpilih menjadi anggota Komite Tetap Politbiro PKT, organ pengambil keputusan tertinggi dalam partai. Posisi ini menandai dirinya sebagai salah satu dari sedikit pemimpin paling berpengaruh di Tiongkok, menempatkannya pada jalur untuk kepemimpinan nasional tertinggi. Klimaks dari perjalanan politiknya terjadi pada tahun 2012, ketika ia terpilih sebagai Sekretaris Jenderal PKT, mengambil alih kepemimpinan partai dan negara. Pada Maret 2013, penobatannya sebagai Presiden Republik Rakyat Tiongkok menegaskan posisinya sebagai pemimpin tertinggi negara, sebuah peran yang memungkinkannya untuk mempengaruhi arah Tiongkok baik di dalam negeri maupun di panggung internasional. Perjalanan karir Xi menunjukkan kombinasi dari kebijaksanaan politik, kompetensi administratif, dan dedikasi terhadap reformasi ekonomi dan sosial, yang semua berkontribusi pada naiknya ia ke puncak kekuasaan di Tiongkok.
Kepemimpinan dan Kebijakan
Sejak mengambil alih kekuasaan sebagai pemimpin tertinggi Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping telah memprioritaskan serangkaian inisiatif yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya, mereformasi ekonomi negara, dan meningkatkan pengaruh Tiongkok di kancah global. Salah satu upaya paling mencolok dalam agenda domestiknya adalah peluncuran kampanye anti-korupsi yang luas dan tanpa kompromi. Kampanye ini tidak hanya menargetkan praktik koruptif di semua tingkatan pemerintahan dan militer tetapi juga dilihat oleh banyak pengamat sebagai strategi Xi untuk menghilangkan saingan politik dan memperkuat kendalinya atas Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan Tentara Pembebasan Rakyat. Melalui kampanye ini, ribuan pejabat, termasuk beberapa di antaranya yang berada di posisi sangat tinggi dan berpengaruh, telah dijatuhi hukuman, menunjukkan komitmen Xi terhadap pemberantasan korupsi sekaligus memperkuat posisinya dalam struktur kekuasaan Tiongkok.
Dalam bidang ekonomi, Xi Jinping telah menekankan pentingnya inovasi dan pertumbuhan yang berkelanjutan sebagai pilar utama pembangunan ekonomi Tiongkok. Inisiatif “Made in China 2025” merupakan bagian dari upaya ini, yang dirancang untuk mengubah Tiongkok dari pabrik dunia yang bergantung pada manufaktur berbiaya rendah menjadi pemimpin dalam industri teknologi tinggi, termasuk energi baru, mobil otomatis, dan teknologi informasi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan inovasi domestik, memajukan integrasi teknologi dalam manufaktur, dan memperkuat dasar industri dan rantai pasok teknologi tinggi di Tiongkok, sehingga mengurangi ketergantungan pada impor teknologi asing dan mempromosikan merek Tiongkok di pasar global.
Di panggung internasional, Xi Jinping telah berusaha memperluas pengaruh Tiongkok melalui “mimpi Tiongkok”, sebuah visi yang menggarisbawahi kebangkitan Tiongkok sebagai kekuatan global yang besar dan sejahtera. Sebagai bagian dari visi ini, inisiatif “Belt and Road Initiative” (BRI) telah diperkenalkan, bertujuan untuk membangun jaringan perdagangan dan infrastruktur yang menghubungkan Tiongkok dengan Asia Tengah, Eropa, dan Afrika. BRI mencakup pembangunan jalan, kereta api, pelabuhan, dan jaringan energi, serta investasi dalam proyek-proyek besar di negara-negara mitra. Ini tidak hanya dimaksudkan untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi dan ekspansi perdagangan tetapi juga untuk memperkuat hubungan diplomatik dan memposisikan Tiongkok sebagai pemain kunci dalam urusan global, menunjukkan komitmen Xi terhadap pemulihan status Tiongkok sebagai negara besar di dunia.
Kesimpulan

Xi Jinping, sebagai pemimpin tertinggi Republik Rakyat Tiongkok, telah memainkan peran kunci dalam membentuk arah politik dan ekonomi negara tersebut di panggung dunia. Melalui perjalanan karirnya yang panjang dan beragam, mulai dari posisi-posisi kecil di provinsi-provinsi Tiongkok hingga mencapai puncak kekuasaan sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok, Presiden Republik Rakyat Tiongkok, dan Ketua Komisi Militer Pusat, Xi telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam navigasi kompleksitas politik internal dan dinamika internasional. Kepemimpinannya dicirikan oleh upaya mengkonsolidasikan kekuasaan, memperkuat kontrol partai atas pemerintahan, dan mendorong agenda pembangunan nasional yang ambisius, seperti inisiatif Sabuk dan Jalan.
Di bawah kepemimpinannya, Tiongkok telah mencatatkan kemajuan signifikan dalam pembangunan ekonomi, perluasan pengaruh global, dan modernisasi militernya, meskipun menghadapi tantangan termasuk ketegangan perdagangan dengan negara-negara lain, masalah hak asasi manusia, dan pandemi COVID-19. Xi Jinping juga telah menekankan pentingnya “pemikiran Xi Jinping” dalam ideologi partai, menandakan usahanya untuk meninggalkan warisan ideologis yang berdampak dalam sejarah Tiongkok. Meskipun gaya kepemimpinan dan kebijakannya telah menuai pujian dan kritik, tidak dapat dipungkiri bahwa Xi Jinping merupakan salah satu figur paling berpengaruh di abad ke-21, yang kebijakan dan visinya akan terus mempengaruhi arah masa depan Tiongkok dan hubungannya dengan dunia.
Belum Kenal Ratu AI?
Ratu AI menonjol sebagai layanan Generative Teks AI terbaik di Indonesia karena kemampuannya yang unik dalam memahami dan menghasilkan teks dalam berbagai bahasa, termasuk Bahasa Indonesia, dengan akurasi dan kehalusan yang tinggi. Teknologi yang digunakan Ratu AI dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan spesifik pasar Indonesia, menjadikannya alat yang sangat berharga bagi bisnis, akademisi, dan individu yang memerlukan solusi pembuatan konten otomatis yang efisien dan efektif. Dengan antarmuka yang mudah digunakan dan dukungan teknis yang handal, Ratu AI menyediakan akses cepat ke kekuatan AI untuk memperkaya konten digital Anda. Untuk memanfaatkan kemampuan luar biasa ini dan meningkatkan produktivitas serta kreativitas Anda, segera mendaftar di https://ratu.ai/pricing/.
FAQ
Siapakah Xi Jinping?
Xi Jinping adalah pemimpin Republik Rakyat Tiongkok, menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok (sejak 2012), Presiden Republik Rakyat Tiongkok (sejak 2013), dan Ketua Komisi Militer Pusat. Lahir pada 15 Juni 1953, Xi telah mengalami berbagai fase politik dan sosial Tiongkok, naik melalui jajaran partai untuk menjadi salah satu pemimpin paling berpengaruh dalam sejarah modern Tiongkok.
Bagaimana awal kehidupan dan pendidikan Xi Jinping?
Xi Jinping lahir dalam keluarga yang memiliki latar belakang politik kuat; ayahnya, Xi Zhongxun, adalah seorang veteran revolusi dan tokoh penting dalam Partai Komunis. Kehidupannya mengalami banyak perubahan setelah ayahnya jatuh dalam pembersihan politik selama Revolusi Kebudayaan. Xi menghabiskan beberapa tahun di pedesaan Yanchuan County, Shaanxi, dalam program “Turun ke Bawah” yang mengirim pemuda perkotaan ke daerah pedesaan. Dia kemudian belajar teknik kimia di Universitas Tsinghua dan kemudian mengejar studi di bidang hukum dan ideologi politik.
Apa pencapaian utama Xi Jinping sebagai pemimpin Tiongkok?
Sebagai pemimpin Tiongkok, Xi Jinping telah mendorong berbagai inisiatif besar, termasuk kampanye anti-korupsi yang luas dalam Partai Komunis, memperkuat kontrol partai atas pemerintahan, dan meningkatkan inovasi dan pembangunan ekonomi. Dia juga memprakarsai “Belt and Road Initiative” untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi antara Tiongkok dengan negara-negara di Asia, Eropa, dan Afrika. Xi juga dikenal karena memperkuat kemampuan militer Tiongkok dan mengambil pendekatan yang lebih tegas dalam kebijakan luar negerinya.
Bagaimana Xi Jinping mempengaruhi politik global?
Xi Jinping telah memainkan peran kunci dalam meningkatkan pengaruh Tiongkok di panggung global, memposisikan negara tersebut sebagai pemain kunci dalam isu-isu internasional, ekonomi, dan keamanan. Melalui diplomasi aktif dan inisiatif ekonomi seperti Belt and Road, Xi berupaya untuk membangun dunia yang lebih multipolar, mengurangi dominasi Barat, dan menawarkan model alternatif untuk pembangunan dan kerjasama internasional. Kepemimpinannya menandai era baru dalam ambisi global Tiongkok, dengan dampak yang signifikan terhadap keseimbangan kekuatan global dan tatanan internasional.