Biografi Walt Whitman

Updated,

Artikel ini dibuat dengan bantuan Ratu AI

Biografi Walt Whitman

Walt Whitman adalah salah satu penyair terbesar Amerika yang pernah hidup. Ia dikenal karena karyanya yang revolusioner, terutama kumpulan puisinya yang terkenal, “Leaves of Grass”. Whitman lahir pada tahun 1819 di Long Island, New York, dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di Brooklyn dan New York City. Ia adalah sosok yang unik dan kontroversial pada masanya, dengan gaya puisi yang tidak konvensional dan pandangan yang progresif tentang seksualitas dan spiritualitas. Dalam artikel biografi Walt Whitman ini, kita akan menjelajahi kehidupan dan karya, serta pengaruhnya terhadap sastra Amerika dan dunia.

Poin-poin Penting

  • Walt Whitman adalah salah satu penyair terbesar Amerika yang dikenal karena karyanya yang revolusioner, terutama kumpulan puisinya “Leaves of Grass”, yang merayakan individualitas, seksualitas, dan hubungan manusia dengan alam.
  • Whitman memiliki latar belakang pendidikan yang terbatas, tetapi ia memiliki berbagai pengalaman kerja, termasuk sebagai guru, operator percetakan, dan editor surat kabar, yang mempengaruhi perkembangan sastranya.
  • Selama Perang Saudara Amerika, Whitman berkontribusi dengan menjadi sukarelawan di rumah sakit Uni, merawat tentara yang terluka dan sekarat, serta menulis puisi-puisi yang menggambarkan pengalamannya selama perang.
  • Whitman dikenal karena pandangannya yang progresif tentang seksualitas, hubungan sesama jenis, demokrasi, dan kesetaraan, yang membuatnya menjadi sosok penting dalam sejarah sastra Amerika dan LGBTQ, serta pemikirannya yang masih relevan hingga saat ini.

Masa Kecil dan Awal Karir

Walter Whitman lahir pada 31 Mei 1819 di West Hills, Long Island, New York. Ia adalah anak kedua dari sembilan bersaudara, dan dibesarkan dalam keluarga yang sederhana. Ayahnya, Walter Sr., adalah seorang petani dan tukang kayu, sementara ibunya, Louisa, adalah seorang ibu rumah tangga. Keluarga Whitman sering berpindah-pindah selama masa kecil Walt, tinggal di berbagai kota di Long Island dan Brooklyn.

Pendidikan formal Whitman terbatas, ia hanya mengenyam pendidikan dasar di sekolah umum hingga usia 11 tahun. Setelah itu, ia mulai bekerja untuk membantu menghidupi keluarganya. Whitman memiliki berbagai pekerjaan, termasuk sebagai pegawai toko, guru, dan operator percetakan. Namun, ia selalu tertarik pada dunia sastra dan mulai menulis puisi dan esai sejak usia dini.

Pada usia 12 tahun, Whitman mulai magang di percetakan Long Island Patriot, di mana ia belajar tentang tipografi dan penerbitan. Ia kemudian bekerja sebagai tipografer di berbagai surat kabar di New York City, termasuk Evening Post dan Brooklyn Daily Eagle. Selama periode ini, Whitman juga mulai menerbitkan puisi dan esai di berbagai surat kabar dan majalah.

Pada tahun 1838, Whitman menerbitkan novel pertamanya, “Franklin Evans, or The Inebriate”, sebuah cerita tentang bahaya alkoholisme. Novel ini tidak terlalu sukses, tetapi menandai awal karir Whitman sebagai penulis profesional. Ia kemudian bekerja sebagai editor di berbagai surat kabar, termasuk New Orleans Crescent dan Brooklyn Freeman.

Selama tahun 1840-an dan awal 1850-an, Whitman terus menulis dan menerbitkan puisi, esai, dan cerita pendek di berbagai publikasi. Ia juga terlibat dalam gerakan abolisionis dan mendukung hak-hak pekerja. Namun, karya yang paling penting dalam hidupnya masih belum tercipta.

Leaves of Grass

Pada tahun 1855, Whitman menerbitkan edisi pertama “Leaves of Grass“, sebuah kumpulan puisi yang akan menjadi magnum opus-nya. Buku ini awalnya diterbitkan secara anonim dan dengan biaya Whitman sendiri. Ia bahkan membantu menyusun huruf-huruf di percetakan untuk edisi pertama.

“Leaves of Grass” adalah karya yang revolusioner dalam banyak hal. Whitman menggunakan gaya puisi yang tidak konvensional, dengan baris-baris panjang yang menyerupai prosa dan struktur yang longgar. Ia juga menulis tentang tema-tema yang kontroversial pada masanya, seperti seksualitas, sensualitas, dan hubungan antara tubuh dan jiwa.

Salah satu puisi paling terkenal dalam “Leaves of Grass” adalah “Song of Myself”, sebuah perayaan tentang individualitas dan hubungan manusia dengan alam semesta. Dalam puisi ini, Whitman menulis, “I celebrate myself, and sing myself, / And what I assume you shall assume, / For every atom belonging to me as good belongs to you.”

Edisi pertama “Leaves of Grass” awalnya tidak terlalu sukses secara komersial, tetapi menarik perhatian beberapa tokoh sastra terkemuka, termasuk Ralph Waldo Emerson. Emerson menulis surat kepada Whitman, memuji karyanya sebagai “bagian yang paling luar biasa dari kecerdasan yang pernah ditulis oleh orang Amerika.”

Whitman terus merevisi dan memperluas “Leaves of Grass” sepanjang hidupnya, menerbitkan beberapa edisi baru dengan puisi tambahan. Edisi final, yang diterbitkan pada tahun 1892, berisi hampir 400 puisi.

“Leaves of Grass” akhirnya diakui sebagai salah satu karya sastra paling penting dalam sejarah Amerika. Puisi-puisi Whitman merayakan individualitas, demokrasi, dan hubungan manusia dengan alam. Ia juga dianggap sebagai pelopor puisi bebas dan mempengaruhi generasi penyair setelahnya.

Perang Saudara dan Puisi Whitman

Ketika Perang Saudara meletus pada tahun 1861, Whitman terlalu tua untuk bergabung dengan militer. Namun, ia menemukan cara lain untuk berkontribusi pada upaya perang dengan menjadi sukarelawan di rumah sakit Uni.

Whitman menghabiskan banyak waktu di rumah sakit di Washington, D.C., merawat tentara yang terluka dan sekarat. Ia membawa makanan, menulis surat untuk para tentara, dan memberikan dukungan emosional. Pengalamannya di rumah sakit sangat mempengaruhi puisinya, dan ia menulis banyak puisi tentang penderitaan dan pengorbanan para tentara.

Salah satu puisi paling terkenal Whitman dari periode ini adalah “O Captain! My Captain!”, yang ditulis sebagai penghormatan kepada Presiden Abraham Lincoln setelah pembunuhannya. Puisi ini menggunakan metafora kapten kapal untuk merujuk pada Lincoln dan menggambarkan kesedihan bangsa atas kematiannya.

Whitman juga menulis kumpulan puisi “Drum-Taps”, yang berfokus pada pengalamannya selama Perang Saudara. Puisi-puisi dalam kumpulan ini menggambarkan kengerian perang, serta keberanian dan pengorbanan para tentara. Whitman melihat perang sebagai momen penting dalam sejarah Amerika, dan puisinya mencerminkan keyakinannya pada pentingnya persatuan dan kesetaraan.

Setelah perang, Whitman mendapatkan pekerjaan sebagai pegawai negeri di Departemen Dalam Negeri. Namun, ia dipecat dari posisi tersebut setelah atasannya menemukan salinan “Leaves of Grass”, yang dianggap tidak senonoh. Whitman kemudian bekerja di Departemen Kehakiman hingga menderita stroke pada tahun 1873, yang membuatnya sebagian lumpuh.

Tahun-tahun Terakhir dan Warisan

Setelah stroke-nya, Whitman pindah ke Camden, New Jersey, di mana ia menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya. Meskipun kesehatannya memburuk, ia terus menulis dan menerbitkan puisi. Ia juga menjadi sosok yang dihormati dalam komunitas sastra, dengan banyak penulis dan pengagum muda mengunjunginya.

Whitman meninggal pada 26 Maret 1892, pada usia 72 tahun. Ia dimakamkan di Harleigh Cemetery di Camden, di sebuah makam yang ia rancang sendiri. Makamnya menjadi tempat ziarah bagi para pengagumnya, dan sebuah patung perunggu Whitman karya seniman Jo Davidson didirikan di sana pada tahun 1899.

Warisan Whitman sebagai penyair dan tokoh budaya terus hidup setelah kematiannya. Ia dianggap sebagai salah satu penyair terbesar Amerika, dan karyanya terus menginspirasi dan mempengaruhi generasi penulis setelahnya. Puisi-puisinya, terutama “Leaves of Grass”, tetap menjadi bagian penting dari kanon sastra Amerika.

Whitman juga dikenal karena pandangannya yang progresif tentang seksualitas dan hubungan sesama jenis. Meskipun ia tidak pernah secara terbuka mengidentifikasi diri sebagai homoseksual, banyak puisinya merayakan cinta dan hasrat antara pria. Hal ini membuatnya menjadi sosok penting dalam sejarah sastra LGBTQ.

Selain itu, Whitman juga dikenal karena pandangan demokratisnya dan dukungannya terhadap hak-hak individu. Ia percaya pada kesetaraan semua orang dan sering menulis tentang pentingnya persatuan dan persaudaraan. Pandangannya tentang demokrasi dan individualitas terus relevan hingga saat ini.

Kesimpulan

Walt Whitman adalah sosok yang luar biasa dalam sejarah sastra Amerika. Melalui karyanya yang revolusioner, terutama “Leaves of Grass”, ia mengubah wajah puisi Amerika dan mempengaruhi generasi penulis setelahnya. Puisi-puisinya merayakan individualitas, seksualitas, dan hubungan manusia dengan alam, serta mencerminkan nilai-nilai demokrasi dan persatuan.

Kehidupan Whitman sendiri penuh dengan tantangan dan kontradiksi. Ia menghadapi kesulitan keuangan, kontroversi, dan masalah kesehatan, tetapi tetap teguh dalam komitmennya untuk menulis dan berbagi pandangannya dengan dunia. Melalui karyanya, ia menginspirasi dan mencerahkan pembaca, dan warisannya terus hidup sebagai salah satu suara paling penting dalam sastra Amerika.

Belum Kenal Ratu AI?

Ratu AI merupakan sebuah layanan Generative Teks AI terbaik di Indonesia yang menyediakan berbagai fitur canggih untuk membantu Anda dalam menghasilkan konten berkualitas tinggi dengan cepat dan mudah. Dengan teknologi AI terdepan dan tim ahli yang berdedikasi, Ratu AI siap membantu Anda mencapai tujuan penulisan Anda, baik itu untuk blog, artikel, iklan, atau konten lainnya. Segera daftarkan diri Anda di https://ratu.ai/pricing/ dan rasakan pengalaman menulis yang lebih efisien dan menyenangkan bersama Ratu AI.

FAQ

Apa karya Walt Whitman yang paling terkenal?

Karya Walt Whitman yang paling terkenal adalah kumpulan puisinya “Leaves of Grass”, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1855 dan terus direvisi sepanjang hidupnya.

Bagaimana gaya puisi Walt Whitman?

Walt Whitman dikenal karena gaya puisinya yang tidak konvensional, dengan baris-baris panjang yang menyerupai prosa dan struktur yang longgar. Ia juga sering menulis tentang tema-tema yang kontroversial pada masanya, seperti seksualitas, sensualitas, dan hubungan antara tubuh dan jiwa.

Apa kontribusi Walt Whitman selama Perang Saudara Amerika?

Selama Perang Saudara Amerika, Walt Whitman menjadi sukarelawan di rumah sakit Uni di Washington, D.C., di mana ia merawat tentara yang terluka dan sekarat. Ia juga menulis banyak puisi tentang pengalamannya selama perang, termasuk kumpulan puisi “Drum-Taps”.

Bagaimana pandangan Walt Whitman tentang seksualitas dan hubungan sesama jenis?

Walt Whitman dikenal karena pandangannya yang progresif tentang seksualitas dan hubungan sesama jenis. Meskipun ia tidak pernah secara terbuka mengidentifikasi diri sebagai homoseksual, banyak puisinya merayakan cinta dan hasrat antara pria, membuatnya menjadi sosok penting dalam sejarah sastra LGBTQ.