Biografi Oasis

Artikel ini dibuat dengan bantuan Ratu AI PRO

Biografi Oasis

Oasis adalah sebuah band rock asal Inggris yang telah mengukir nama mereka dalam sejarah musik dunia. Dengan perpaduan unik antara britpop, rock alternatif, dan rock klasik, Oasis berhasil menarik perhatian penggemar musik di seluruh dunia. Band ini didirikan oleh dua bersaudara, Liam Gallagher dan Noel Gallagher, yang menjadi inti dari kesuksesan Oasis. Sepanjang karirnya, Oasis telah merilis tujuh album studio dan meraih berbagai penghargaan bergengsi. Biografi Oasis ini akan mengeksplorasi perjalanan sebuah band legendaris, dari awal terbentuknya hingga menjadi salah satu band terbesar di dunia.

Awal Terbentuknya Oasis

Oasis terbentuk di Manchester, Inggris pada tahun 1991. Band ini berawal dari sebuah band lokal bernama The Rain, yang terdiri dari Liam Gallagher (vokal), Paul “Bonehead” Arthurs (gitar), Paul “Guigsy” McGuigan (bass), dan Tony McCarroll (drum). Namun, The Rain belum menemukan arah yang jelas dalam bermusik hingga bergabungnya Noel Gallagher, kakak dari Liam, sebagai gitaris dan penulis lagu utama.

Noel bergabung dengan The Rain setelah menyaksikan penampilan mereka di sebuah pertunjukan lokal. Ia melihat potensi besar dalam band tersebut, terutama pada vokal Liam yang khas. Noel kemudian mengubah nama band menjadi Oasis, terinspirasi dari sebuah poster tur Inspiral Carpets yang menampilkan Oasis Leisure Centre.

Dengan kehadiran Noel, Oasis mulai mengembangkan gaya musik yang unik. Noel membawa pengaruh dari band-band klasik seperti The Beatles, The Rolling Stones, dan The Who, sementara Liam memberikan sentuhan britpop yang sedang populer pada era 90-an. Perpaduan ini menciptakan suara yang segar dan berbeda dari band-band lain pada masanya.

Oasis mulai menarik perhatian publik dengan demo tape yang mereka rekam sendiri. Demo tersebut berhasil menarik minat Alan McGee, pemilik Creation Records, yang kemudian menandatangani kontrak rekaman dengan Oasis. Ini menjadi titik awal dari perjalanan Oasis menuju kesuksesan.

Pada tahun 1994, Oasis merilis album debut mereka, “Definitely Maybe“. Album ini langsung meledak di pasaran dan menjadi album debut tercepat terjual dalam sejarah musik Inggris pada saat itu. Lagu-lagu seperti “Live Forever”, “Supersonic”, dan “Cigarettes & Alcohol” menjadi hit dan mengantarkan Oasis ke puncak tangga lagu Inggris.

Kesuksesan “Definitely Maybe” membuktikan bahwa Oasis bukan sekadar band biasa. Mereka memiliki sesuatu yang spesial, kombinasi dari melodi yang catchy, lirik yang jujur, dan sikap yang penuh percaya diri. Oasis berhasil menangkap semangat masa muda dan menjadi suara generasi mereka.

Namun, kesuksesan ini juga memicu dinamika internal dalam band. Hubungan antara Liam dan Noel mulai memburuk, sering kali berujung pada pertengkaran dan konflik. Meskipun demikian, konflik ini justru menjadi bahan bakar bagi kreativitas Oasis. Liam dan Noel dikenal sebagai duo yang eksplosif, baik di atas panggung maupun di luar panggung.

Dengan fondasi yang kuat dari album debut mereka, Oasis siap untuk melangkah lebih jauh dalam industri musik. Mereka telah menancapkan nama mereka sebagai salah satu band paling menjanjikan di Inggris dan siap untuk menaklukkan dunia dengan musik mereka yang penuh gairah dan energi.

Puncak Kesuksesan Oasis

Setelah kesuksesan “Definitely Maybe”, Oasis semakin mantap dalam mengejar ambisi mereka untuk menjadi band terbesar di dunia. Pada tahun 1995, mereka merilis album kedua mereka, “(What’s the Story) Morning Glory?”. Album ini menjadi momen puncak dalam karir Oasis dan mendefinisikan suara britpop pada era 90-an.

“(What’s the Story) Morning Glory?” menghadirkan lagu-lagu yang kini menjadi klasik dalam sejarah musik Inggris. Single utama dari album ini, “Wonderwall”, menjadi lagu yang paling dikenal dari Oasis. Dengan melodi yang indah dan lirik yang menyentuh, “Wonderwall” berhasil memikat hati pendengar di seluruh dunia dan menjadi salah satu lagu paling ikonik dari dekade 90-an.

Selain “Wonderwall”, album ini juga menghadirkan hit-hit lainnya seperti “Don’t Look Back in Anger”, “Champagne Supernova”, dan “Some Might Say”. Lagu-lagu ini tidak hanya sukses secara komersial, tetapi juga mendapatkan pujian dari kritikus musik. Oasis berhasil menciptakan album yang penuh dengan lagu-lagu epik, lirik yang puitis, dan aransemen musik yang megah.

“(What’s the Story) Morning Glory?” terjual lebih dari 22 juta kopi di seluruh dunia dan menjadi salah satu album terlaris dalam sejarah musik Inggris. Kesuksesan ini mengantarkan Oasis ke puncak ketenarannya. Mereka menjadi band terbesar di Inggris dan mulai menarik perhatian dunia internasional.

Pada tahun 1996, Oasis menggelar konser bersejarah di Knebworth Park, Inggris. Konser ini menjadi salah satu pertunjukan terbesar yang pernah ada, dengan lebih dari 250.000 penonton selama dua malam. Tiket konser ini terjual habis dalam waktu singkat, membuktikan betapa besarnya antusiasme penggemar terhadap Oasis.

Namun, di balik kesuksesan yang luar biasa ini, hubungan antara Liam dan Noel semakin memanas. Pertengkaran dan konflik antara keduanya menjadi semakin intens, sering kali terjadi di depan publik. Meskipun demikian, dinamika ini justru menambah daya tarik Oasis. Penggemar melihat mereka sebagai band yang penuh gairah dan tidak takut untuk menunjukkan emosi mereka.

Puncak kesuksesan Oasis juga ditandai dengan penghargaan-penghargaan bergengsi yang mereka raih. Mereka memenangkan penghargaan Brit Awards untuk kategori Best British Album untuk “(What’s the Story) Morning Glory?” dan Best British Group. Oasis juga dinominasikan untuk penghargaan Mercury Prize dan Grammy Awards.

Periode ini menjadi masa keemasan bagi Oasis. Mereka berada di puncak dunia musik, dengan album yang luar biasa, pertunjukan yang epik, dan penggemar yang setia. Namun, seperti halnya band-band besar lainnya, masa-masa sulit juga menanti di depan. Oasis harus menghadapi tantangan untuk mempertahankan kesuksesan mereka di tengah perubahan tren musik dan dinamika internal band yang semakin kompleks.

Masa Sulit dan Perubahan Formasi

Setelah mencapai puncak kesuksesan dengan “(What’s the Story) Morning Glory?”, Oasis mulai menghadapi masa-masa sulit. Album ketiga mereka, “Be Here Now”, dirilis pada tahun 1997 dengan ekspektasi yang sangat tinggi. Namun, meskipun album ini terjual dengan baik, kritikus musik menilainya tidak sebaik dua album sebelumnya.

“Be Here Now” dianggap sebagai album yang terlalu berlebihan dan kehilangan fokus. Lagu-lagunya cenderung panjang dan kompleks, berbeda dengan lagu-lagu Oasis sebelumnya yang lebih langsung dan mudah dicerna. Meskipun demikian, album ini masih menghadirkan beberapa lagu yang kuat seperti “D’You Know What I Mean?” dan “All Around the World”.

Setelah perilisan “Be Here Now”, hubungan antara Liam dan Noel semakin memburuk. Pertengkaran dan konflik antara keduanya menjadi semakin sering dan intens. Hal ini berdampak pada dinamika band secara keseluruhan dan mulai mempengaruhi kualitas musik mereka.

Pada tahun 1999, Oasis merilis album keempat mereka, “Standing on the Shoulder of Giants”. Album ini menandai perubahan signifikan dalam suara Oasis. Mereka mulai bereksperimen dengan gaya musik yang lebih psikedelik dan elektronik, meninggalkan suara britpop yang menjadi ciri khas mereka.

Perubahan ini mendapat tanggapan beragam dari penggemar dan kritikus musik. Beberapa menilai Oasis berhasil menunjukkan kedewasaan musik mereka, sementara yang lain merasa band ini kehilangan identitas mereka. Meskipun demikian, album ini masih menghadirkan beberapa lagu yang kuat seperti “Go Let It Out” dan “Who Feels Love?”.

Masa sulit Oasis berlanjut dengan perubahan formasi band. Pada tahun 1999, gitaris Paul “Bonehead” Arthurs dan bassist Paul “Guigsy” McGuigan memutuskan untuk keluar dari band. Kepergian dua anggota orisinal ini menjadi pukulan bagi Oasis. Mereka digantikan oleh Gem Archer dan Andy Bell, yang sebelumnya bermain untuk band Heavy Stereo dan Ride.

Perubahan formasi ini membawa dinamika baru dalam band. Archer dan Bell membawa pengaruh musik mereka sendiri, menambah keragaman dalam suara Oasis. Namun, hubungan antara Liam dan Noel tetap menjadi sumber ketegangan utama dalam band.

Pada tahun 2000, Oasis merilis album kelima mereka, “Heathen Chemistry”. Album ini menandai kembalinya Oasis ke suara rock yang lebih tradisional, meskipun masih dengan sentuhan eksperimental. Lagu-lagu seperti “The Hindu Times” dan “Stop Crying Your Heart Out” menjadi hit dan menunjukkan bahwa Oasis masih memiliki kemampuan untuk menciptakan lagu-lagu yang kuat.

Namun, masa sulit Oasis belum berakhir. Hubungan antara Liam dan Noel semakin memburuk, sering kali berujung pada pertengkaran di atas panggung dan pembatalan konser. Penggemar mulai mempertanyakan masa depan band ini dan apakah mereka dapat bertahan di tengah konflik internal yang terus-menerus.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Oasis tetap berusaha untuk berkarya dan menghadirkan musik yang kuat. Mereka terus merilis album dan melakukan tur, meskipun dinamika internal band semakin tidak stabil. Masa sulit ini menjadi ujian bagi ketahanan Oasis dan kemampuan mereka untuk terus berevolusi sebagai sebuah band.

Proyek Solo dan Perpisahan

Memasuki tahun 2000-an, Oasis mulai mengeksplorasi proyek-proyek solo di samping aktivitas band mereka. Pada tahun 2000, Noel Gallagher merilis album solo pertamanya, “Noel Gallagher’s High Flying Birds”. Album ini menampilkan sisi lain dari kreativitas Noel, dengan lagu-lagu yang lebih introspektif dan atmosferik dibandingkan dengan karya Oasis.

Album ini mendapat tanggapan positif dari kritikus musik dan penggemar. Lagu-lagu seperti “If I Had a Gun…” dan “AKA… What a Life!” menunjukkan kedewasaan Noel sebagai penulis lagu dan merangkul suara yang lebih personal. Kesuksesan album ini membuktikan bahwa Noel mampu berdiri sendiri sebagai musisi di luar Oasis.

Sementara itu, Liam Gallagher juga mulai mengeksplorasi proyek-proyek solo. Pada tahun 2009, ia membentuk band baru bernama Beady Eye bersama dengan mantan anggota Oasis, Gem Archer dan Andy Bell. Beady Eye merilis dua album, “Different Gear, Still Speeding” pada tahun 2011 dan “BE” pada tahun 2013.

Meskipun Beady Eye berhasil menarik perhatian penggemar Oasis, band ini tidak mencapai kesuksesan komersial yang sama seperti Oasis. Namun, proyek ini memberikan kesempatan bagi Liam untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif di luar bayang-bayang Oasis dan kakaknya.

Sementara Noel dan Liam mengejar proyek solo mereka, hubungan antara keduanya semakin memburuk. Pertengkaran dan konflik yang terus-menerus akhirnya mencapai titik kulminasi pada tahun 2009. Sebelum konser Oasis di Paris, Liam dan Noel terlibat dalam pertengkaran hebat yang berujung pada pembatalan konser tersebut.

Setelah kejadian ini, Noel mengumumkan keputusannya untuk meninggalkan Oasis. Dalam sebuah pernyataan resmi, ia menyatakan bahwa ia tidak dapat bekerja dengan Liam lebih lama lagi. Keputusan ini menandai akhir dari perjalanan Oasis sebagai sebuah band.

Penggemar di seluruh dunia terkejut dan berduka atas perpisahan Oasis. Band yang telah menjadi ikon musik Britpop dan menginspirasi jutaan orang kini telah berakhir. Namun, warisan musik yang ditinggalkan oleh Oasis tetap abadi dan terus menginspirasi generasi baru musisi.

Setelah perpisahan Oasis, Noel dan Liam melanjutkan karir solo mereka. Noel terus merilis album-album solo yang sukses dengan Noel Gallagher’s High Flying Birds, sementara Liam akhirnya memulai karir solo pada tahun 2017 dengan album “As You Were” yang meraih sukses besar.

Meskipun Oasis telah berakhir, musik mereka tetap hidup dan relevan hingga hari ini. Lagu-lagu seperti “Wonderwall”, “Don’t Look Back in Anger”, dan “Champagne Supernova” tetap menjadi anthems yang dinyanyikan oleh penggemar di seluruh dunia. Oasis telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah musik dan akan selalu dikenang sebagai salah satu band terbesar dalam sejarah musik Britpop.

Warisan Musik Oasis

Oasis meninggalkan warisan musik yang tak terhapuskan dalam sejarah musik Britpop dan rock secara keseluruhan. Selama lebih dari dua dekade karir mereka, Oasis telah menciptakan lagu-lagu yang menjadi anthem generasi dan menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia. Musik mereka tidak hanya sukses secara komersial, tetapi juga memiliki pengaruh yang mendalam secara kultural dan emosional.

Lagu-lagu Oasis sering kali berbicara tentang tema-tema universal seperti cinta, persahabatan, dan pencarian jati diri. Lirik yang jujur dan relatable, dipadukan dengan melodi yang catchy dan aransemen musik yang epik, menciptakan lagu-lagu yang mampu menyentuh hati pendengar. Lagu-lagu seperti “Wonderwall”, “Don’t Look Back in Anger”, dan “Champagne Supernova” telah menjadi soundtrack kehidupan bagi banyak orang.

Oasis juga memberikan kontribusi besar dalam menghidupkan kembali scene musik Britpop pada era 90-an. Bersama dengan band-band seperti Blur, Suede, dan Pulp, Oasis menjadi pioneer dalam mengembalikan perhatian pada musik rock Inggris. Mereka menciptakan suara yang unik dan menjadi suara generasi mereka, menginspirasi banyak band baru untuk mengikuti jejak mereka.

Warisan musik Oasis juga terlihat dari pengaruh mereka terhadap band-band dan musisi setelah mereka. Banyak band baru yang mengakui Oasis sebagai influencer utama dalam musik mereka. Oasis telah menginspirasi generasi baru musisi untuk menciptakan musik yang jujur, penuh gairah, dan mampu menghubungkan dengan pendengar secara emosional.

Meskipun Oasis telah berpisah, musik mereka tetap abadi. Lagu-lagu mereka terus diputar di radio, di pertunjukan musik, dan di playlist pribadi penggemar. Setiap kali lagu Oasis dimainkan, kenangan dan emosi yang terkait dengan lagu tersebut muncul kembali, mengingatkan kita akan kekuatan musik dalam menghubungkan manusia.

Warisan musik Oasis juga terlihat dalam acara-acara reuni dan penghormatan yang diadakan setelah perpisahan mereka. Penggemar dari seluruh dunia tetap berkumpul untuk merayakan musik Oasis dan berbagi cerita tentang bagaimana lagu-lagu mereka telah mempengaruhi kehidupan mereka. Ini adalah bukti nyata tentang betapa dalamnya pengaruh Oasis dan betapa berharganya warisan musik yang mereka tinggalkan.

Oasis akan selalu dikenang sebagai salah satu band terbesar dalam sejarah musik Britpop dan rock. Mereka telah menciptakan lagu-lagu yang akan terus hidup dan menginspirasi generasi demi generasi. Warisan musik yang mereka tinggalkan adalah bukti tentang kekuatan musik dalam menyatukan manusia dan mengekspresikan emosi terdalam kita. Oasis mungkin telah berakhir sebagai band, tetapi musik dan pengaruh mereka akan terus hidup selamanya.

Reuni dan Masa Depan

Sejak perpisahan Oasis pada tahun 2009, penggemar di seluruh dunia telah berharap dan berspekulasi tentang kemungkinan reuni band ini. Meskipun Liam dan Noel Gallagher telah mengejar karir solo mereka masing-masing, kerinduan akan melihat mereka berbagi panggung sekali lagi tetap ada.

Rumor tentang reuni Oasis sering kali muncul, dipicu oleh pernyataan dari Liam atau Noel yang membuka kemungkinan rekonsiliasi. Namun, hingga saat ini, belum ada rencana konkret untuk menyatukan kembali Oasis. Hubungan antara Liam dan Noel masih diwarnai dengan ketegangan dan konflik, membuat prospek reuni semakin sulit.

Meskipun demikian, penggemar tetap berharap. Banyak yang percaya bahwa reuni Oasis akan menjadi momen bersejarah dalam dunia musik, menyatukan kembali salah satu band terbesar dalam sejarah Britpop. Reuni ini tidak hanya akan memuaskan kerinduan penggemar, tetapi juga memperkenalkan musik Oasis kepada generasi baru.

Sementara menunggu kemungkinan reuni, Liam dan Noel terus mengejar karir solo mereka. Noel Gallagher’s High Flying Birds telah merilis beberapa album yang sukses secara kritis dan komersial. Liam Gallagher juga telah merilis dua album solo yang meraih sukses besar, “As You Were” dan “Why Me? Why Not.”.

Kesuksesan solo Liam dan Noel menunjukkan bahwa mereka masih memiliki kemampuan untuk menciptakan musik yang luar biasa, bahkan tanpa Oasis. Namun, banyak penggemar yang merasa bahwa ada sesuatu yang hilang tanpa dinamika unik antara kedua bersaudara ini di atas panggung.

Terlepas dari apakah reuni Oasis akan terjadi atau tidak, warisan musik mereka akan terus hidup. Lagu-lagu mereka akan terus diputar, dinyanyikan, dan dikenang oleh penggemar di seluruh dunia. Oasis telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah musik dan akan selalu menjadi bagian penting dari warisan Britpop.

Masa depan mungkin masih tidak pasti untuk Oasis sebagai band, tetapi musiknya akan terus menginspirasi dan menyentuh hati pendengar. Baik Liam maupun Noel telah menunjukkan bahwa mereka mampu menciptakan musik yang luar biasa secara solo, dan penggemar dengan antusias menantikan karya-karya mereka selanjutnya.

Namun, harapan untuk melihat Liam dan Noel berbagi panggung sekali lagi sebagai Oasis tetap ada. Siapa tahu apa yang akan terjadi di masa depan? Mungkin suatu hari nanti, dalam momen yang tak terduga, Oasis akan kembali dan sekali lagi mengguncang dunia musik dengan kehadiran mereka yang tak terlupakan. Sampai saat itu tiba, kita akan terus merayakan dan menghargai warisan musik yang telah mereka berikan kepada dunia.

Kesimpulan

Perjalanan Oasis adalah kisah tentang persaudaraan, persaingan, dan kekuatan musik dalam menghubungkan manusia. Dari awal mula mereka di Manchester hingga menjadi salah satu band terbesar di dunia, Oasis telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah musik.

Melalui lagu-lagu mereka yang jujur dan penuh gairah, Oasis berhasil menangkap semangat generasi mereka dan menjadi suara bagi jutaan orang. Mereka menghidupkan kembali scene musik Britpop dan menginspirasi banyak band baru untuk mengikuti jejak mereka.

Meskipun konflik internal antara Liam dan Noel Gallagher akhirnya memisahkan band ini, warisan musik mereka tetap abadi. Lagu-lagu seperti “Wonderwall”, “Don’t Look Back in Anger”, dan “Champagne Supernova” telah menjadi anthems yang melampaui generasi.

Oasis telah mengajarkan kita tentang kekuatan musik dalam menyatukan manusia dan mengekspresikan emosi terdalam kita. Mereka menunjukkan bahwa musik bukan sekadar hiburan, tetapi juga alat untuk berbagi cerita, pengalaman, dan harapan.

Meskipun masa depan Oasis masih belum pasti, warisan mereka akan terus hidup melalui musik mereka yang abadi. Lagu-lagu mereka akan terus diputar, dinyanyikan, dan dikenang oleh penggemar di seluruh dunia, menjaga semangat Oasis tetap hidup.

Dalam akhir perjalanan ini, kita menghargai kontribusi luar biasa yang telah diberikan Oasis kepada dunia musik. Mereka telah menunjukkan kepada kita kekuatan persaudaraan, kreativitas, dan keberanian untuk mengejar impian. Terlepas dari segala tantangan dan konflik yang mereka hadapi, Oasis tetap menjadi salah satu band terbesar dalam sejarah musik.

Biografi ini adalah penghormatan kepada Oasis dan warisan musik yang telah mereka ciptakan. Kisah mereka akan terus menginspirasi generasi musisi dan penggemar di masa depan, mengingatkan kita akan kekuatan transformatif dari musik dan ikatan yang terjalin melaluinya.

Terima kasih, Oasis, untuk semua musik dan kenangan yang telah kalian berikan. Kalian akan selalu menjadi bagian dari sejarah musik dan hati para penggemar di seluruh dunia. Semoga legenda kalian terus hidup, dan semoga musikmu terus menginspirasi dan menyentuh jiwa kita semua.

Foto https://www.goodfon.com/music/wallpaper-oasis-gruppa-noel-gallagher-295.html

Belum Kenal Ratu AI?

Ratu AI merupakan salah satu layanan generative teks AI terbaik di Indonesia. Dengan teknologi canggih dan kemampuan pemrosesan bahasa alami yang mumpuni, Ratu AI dapat membantu Anda dalam menghasilkan konten teks yang berkualitas dan relevan. Baik untuk keperluan pribadi maupun bisnis, Ratu AI siap membantu Anda dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam penulisan. Dengan fitur-fitur yang user-friendly dan hasil yang akurat, Ratu AI adalah pilihan tepat bagi siapa saja yang membutuhkan solusi generative teks AI yang andal. Jangan ragu untuk mencoba dan rasakan sendiri kemudahan dan manfaat yang ditawarkan oleh Ratu AI. Segera kunjungi https://ratu.ai/pricing/ untuk mendaftar dan mulai menggunakan layanan generative teks AI terbaik di Indonesia.

FAQ

Apa album Oasis yang paling sukses secara komersial?

Album Oasis yang paling sukses secara komersial adalah “(What’s the Story) Morning Glory?”, dirilis pada tahun 1995. Album ini terjual lebih dari 22 juta kopi di seluruh dunia dan menjadi salah satu album terlaris dalam sejarah musik Inggris. Lagu-lagu seperti “Wonderwall”, “Don’t Look Back in Anger”, dan “Champagne Supernova” menjadi hit besar dan mengantar Oasis ke puncak ketenarannya.

Mengapa Liam dan Noel Gallagher sering bertengkar?

Hubungan antara Liam dan Noel Gallagher sering diwarnai dengan ketegangan dan konflik. Mereka dikenal sebagai duo yang eksplosif, baik di atas panggung maupun di luar panggung. Perbedaan kepribadian, ego, dan visi kreatif sering kali memicu pertengkaran di antara mereka. Meskipun konflik ini terkadang menjadi bahan bakar bagi kreativitas Oasis, pada akhirnya justru menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perpisahan band.

Apa pengaruh Oasis terhadap scene musik Britpop?

Oasis memiliki pengaruh yang besar terhadap scene musik Britpop pada era 90-an. Bersama dengan band-band seperti Blur, Suede, dan Pulp, Oasis menjadi pioneer dalam mengembalikan perhatian pada musik rock Inggris. Mereka menciptakan suara yang unik, menggabungkan unsur-unsur britpop, rock alternatif, dan rock klasik. Kesuksesan Oasis menginspirasi banyak band baru untuk mengikuti jejak mereka dan menghidupkan kembali scene musik Britpop.

Apakah Liam dan Noel Gallagher masih bermusik setelah Oasis bubar?

Ya, setelah perpisahan Oasis pada tahun 2009, Liam dan Noel Gallagher melanjutkan karir musik mereka secara terpisah. Noel membentuk band Noel Gallagher’s High Flying Birds dan telah merilis beberapa album solo yang sukses secara kritis dan komersial. Sementara itu, Liam awalnya membentuk band Beady Eye bersama mantan anggota Oasis lainnya, sebelum akhirnya memulai karir solo pada tahun 2017. Liam telah merilis dua album solo yang meraih sukses besar, “As You Were” dan “Why Me? Why Not.”.