Daftar isi
Francis of Assisi, juga dikenal sebagai Santo Fransiskus dari Assisi, adalah seorang biarawan Italia yang hidup pada abad ke-12 dan awal abad ke-13. Ia adalah pendiri Ordo Fransiskan dan salah satu orang kudus paling terkenal dalam sejarah Gereja Katolik. Hidup dan ajarannya telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia, dan ia dianggap sebagai pelindung hewan dan lingkungan. Dalam artikel biografi Francis of Assisi ini, kita akan menjelajahi kehidupan dan warisan Santo Fransiskus dari Assisi.
Poin-poin Penting
- Kehidupan Santo Fransiskus dari Assisi ditandai dengan pertobatan radikal dari kemewahan menuju kemiskinan sukarela, kerendahan hati, dan pelayanan kepada orang miskin.
- Ia mendirikan Ordo Fransiskan, sebuah ordo religius yang didasarkan pada prinsip kemiskinan, ketaatan, dan kasih persaudaraan.
- Santo Fransiskus memiliki cinta yang mendalam terhadap alam dan semua makhluk, melihat semua ciptaan sebagai cerminan kemuliaan Tuhan. Ini membuatnya menjadi pelindung ekologi dan inspirasi bagi gerakan lingkungan.
- Warisan dan ajarannya, termasuk penerimaan stigmata, terus menginspirasi banyak orang dalam Gereja Katolik dan di luar Gereja, menekankan pentingnya hidup sederhana, kepedulian terhadap orang miskin, dan penghargaan terhadap ciptaan.
Masa Muda dan Pertobatan
Francesco di Pietro di Bernardone lahir pada tahun 1181 atau 1182 di Assisi, Italia, sebagai putra seorang pedagang kaya bernama Pietro di Bernardone. Masa mudanya ditandai dengan kemewahan dan kehidupan yang berfoya-foya. Namun, setelah mengalami sakit parah dan penglihatan spiritual, Francis mengalami perubahan hati yang dramatis. Ia meninggalkan kehidupan mewahnya dan memutuskan untuk hidup sederhana dan melayani orang miskin.
Pertobatan Francis dimulai ketika ia sedang berdoa di sebuah kapel tua yang runtuh di San Damiano. Di sana, ia mendengar suara Kristus yang berbicara kepadanya dari salib, memintanya untuk “memperbaiki rumah-Ku yang runtuh.” Awalnya, Francis menafsirkan pesan ini secara harfiah dan mulai memperbaiki kapel yang runtuh. Namun, ia segera menyadari bahwa Kristus memanggilnya untuk memperbarui Gereja melalui kehidupan kemiskinan, kerendahan hati, dan pelayanan.
Francis meninggalkan semua harta duniawi dan memutuskan hubungan dengan ayahnya, yang marah karena pilihan hidup putranya. Ia mengenakan jubah sederhana dan ikat pinggang tali, yang kemudian menjadi pakaian khas Ordo Fransiskan. Francis mulai berkhotbah tentang pertobatan, kedamaian, dan kasih kepada semua makhluk. Ia menarik pengikut yang tertarik dengan pesannya dan ingin menjalani kehidupan kemiskinan sukarela.
Pembentukan Ordo Fransiskan
Pada tahun 1209 atau 1210, Francis pergi ke Roma untuk meminta persetujuan Paus Innocentius III atas cara hidupnya. Meskipun awalnya ragu-ragu, Paus akhirnya memberikan persetujuan lisan kepada Francis dan pengikutnya, yang dikenal sebagai “Ordo Pertama.” Ini menandai awal resmi Ordo Fransiskan, yang didasarkan pada kemiskinan sukarela, kerendahan hati, dan pelayanan kepada orang miskin.
Seiring berjalannya waktu, Ordo Fransiskan berkembang dan menarik lebih banyak anggota, termasuk wanita yang ingin menjalani kehidupan kontemplatif. Adik perempuan Francis, Clare, mendirikan cabang perempuan dari ordo tersebut, yang dikenal sebagai “Ordo Kedua” atau Suster Klaris. Orang awam yang terinspirasi oleh cara hidup Fransiskan tetapi tidak dapat meninggalkan kewajiban duniawi mereka juga diterima ke dalam “Ordo Ketiga” atau Ordo Fransiskan Sekular.
Aturan Fransiskan, yang ditulis oleh Francis sendiri, menekankan kemiskinan, kerendahan hati, ketaatan, dan kasih persaudaraan. Para biarawan diharapkan untuk hidup sederhana, mengandalkan sedekah, dan melayani orang miskin dan sakit. Mereka juga dilarang memiliki properti atau uang, sebuah prinsip yang kemudian menjadi sumber perdebatan dalam ordo tersebut.
Khotbah kepada Burung dan Cinta kepada Alam
Salah satu kisah paling terkenal tentang Santo Fransiskus adalah khotbahnya kepada burung. Konon, selama perjalanan berkhotbah, ia melihat sekumpulan burung dan mulai berkhotbah kepada mereka tentang keajaiban ciptaan Tuhan. Burung-burung itu dikatakan duduk dengan tenang dan mendengarkan kata-katanya, dan hanya terbang pergi setelah ia memberkati mereka.
Kisah ini mencerminkan cinta Francis yang mendalam terhadap alam dan semua makhluk. Ia percaya bahwa semua ciptaan, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan, adalah saudara dan saudari dalam persekutuan besar kehidupan. Ia sering menyebut matahari, bulan, angin, dan api sebagai “saudara” atau “saudari,” dan ia dikenal karena kelembutannya terhadap hewan.
Sikap Francis terhadap alam didasarkan pada keyakinan bahwa seluruh ciptaan mencerminkan kemuliaan Tuhan. Ia melihat jejak Pencipta dalam keindahan dan keragaman dunia alami, dan ia percaya bahwa manusia memiliki tanggung jawab untuk memelihara dan melindungi ciptaan Tuhan. Pandangan ini sangat mendahului zamannya dan telah menginspirasi gerakan lingkungan modern.
Stigmata dan Tahun-tahun Terakhir
Pada tahun 1224, dua tahun sebelum kematiannya, Francis menerima stigmata, luka-luka Kristus, di tubuhnya. Menurut tradisi, saat berdoa di Gunung Alverna selama masa puasa St. Michael, ia mengalami penglihatan seorang malaikat serafim yang membawa citra Kristus yang disalibkan. Setelah penglihatan itu, ia mendapati dirinya memiliki luka-luka yang menyerupai luka penyaliban Kristus di tangan, kaki, dan sisinya.
Stigmata Francis dianggap sebagai tanda kesatuan mistiknya dengan Kristus dan partisipasinya dalam penderitaan Juruselamat. Meskipun ia berusaha menyembunyikan luka-lukanya, berita tentang stigmata tersebar luas dan menarik lebih banyak pengikut ke Ordo Fransiskan. Francis menanggung luka-lukanya dengan rendah hati dan kesabaran sampai akhir hidupnya.
Di tahun-tahun terakhir hidupnya, Francis mengalami penurunan kesehatan yang signifikan. Selain stigmata, ia menderita penyakit mata yang parah dan penyakit lainnya. Meskipun kesakitan, ia terus menunjukkan sukacita dan syukur atas kehidupan. Ia menulis Nyanyian Matahari, sebuah himne pujian kepada Tuhan untuk semua ciptaan, selama masa ini.
Francis wafat pada malam hari tanggal 3 Oktober 1226, di tengah-tengah saudara-saudaranya di Porziuncola, kapel kecil di Santa Maria degli Angeli yang telah ia perbaiki di awal pertobatannya. Konon, kata-kata terakhirnya adalah kutipan dari Mazmur: “Ia telah membawaku keluar ke tempat lapang; Ia menyelamatkanku karena Ia berkenan kepadaku.”
Warisan dan Pengaruh
Warisan Santo Fransiskus dari Assisi terus hidup lama setelah kematiannya. Ia dikanonisasi hanya dua tahun setelah kematiannya oleh Paus Gregorius IX, dan hari peringatannya dirayakan pada tanggal 4 Oktober. Ordo Fransiskan berkembang menjadi salah satu ordo religius terbesar dalam Gereja Katolik, dengan cabang-cabang di seluruh dunia.
Ajaran dan teladan Francis telah menginspirasi banyak orang, baik dalam Gereja maupun di luarnya. Penekanannya pada kemiskinan sukarela, kerendahan hati, dan pelayanan kepada orang miskin terus menantang umat Kristiani untuk menjalani Injil dengan autentik. Cintanya pada alam dan semua makhluk telah membuatnya menjadi pelindung ekologi dan inspirasi bagi gerakan lingkungan.
Dalam seni dan sastra, Francis sering digambarkan berkhotbah kepada burung, menerima stigmata, atau mengenakan jubah sederhana Fransiskan. Basilika Santo Fransiskus di Assisi, yang dibangun di atas kuburannya, adalah situs ziarah utama dan rumah bagi beberapa karya seni religius paling penting dari Abad Pertengahan, termasuk fresco oleh Giotto yang menggambarkan kehidupan sang santo.
Warisan Francis juga hidup melalui para pemimpin Gereja yang terinspirasi oleh teladannya. Paus Yohanes Paulus II dan Paus Fransiskus, yang mengambil namanya sebagai penghormatan kepada santo tersebut, telah menekankan pentingnya kepedulian terhadap orang miskin, dialog antaragama, dan pelestarian ciptaan, melanjutkan visi Santo Fransiskus untuk Gereja dan dunia.
Kesimpulan
Santo Fransiskus dari Assisi adalah salah satu tokoh paling dicintai dan berpengaruh dalam sejarah Kekristenan. Kehidupan dan ajarannya tentang kemiskinan sukarela, kerendahan hati, dan cinta kepada semua ciptaan terus menginspirasi dan menantang orang-orang di seluruh dunia.
Melalui Ordo Fransiskan dan warisan rohaninya, Francis telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam Gereja dan masyarakat. Ia tetap menjadi model kesucian, mengingatkan kita pada panggilan Injil untuk mencintai Allah, sesama, dan seluruh ciptaan dengan sepenuh hati kita.
Belum Kenal Ratu AI?
Ratu AI adalah penyedia layanan AI generatif terdepan di Indonesia, menawarkan teknologi canggih untuk menghasilkan teks, gambar, dan konten lainnya. Dengan tim yang berdedikasi dan fokus pada inovasi, Ratu AI berkomitmen untuk memberikan solusi AI terbaik bagi bisnis dan individu. Jika Anda tertarik untuk memanfaatkan kekuatan AI generatif, kunjungi https://ratu.ai/pricing/ untuk mempelajari lebih lanjut tentang paket harga dan opsi berlangganan kami. Bergabunglah dengan revolusi AI dan buka potensi tak terbatas untuk kreativitas dan efisiensi dengan Ratu AI.
FAQ
Apa yang membuat Santo Fransiskus dari Assisi begitu istimewa?
Santo Fransiskus istimewa karena kehidupan dan ajarannya yang radikal tentang kemiskinan sukarela, kerendahan hati, dan cinta kepada semua ciptaan. Ia meninggalkan kehidupan mewah untuk hidup sederhana dan melayani orang miskin, mendirikan Ordo Fransiskan, dan menjadi teladan kesucian yang menginspirasi banyak orang.
Apa arti stigmata yang diterima oleh Santo Fransiskus?
Stigmata yang diterima oleh Santo Fransiskus dianggap sebagai tanda kesatuan mistiknya dengan Kristus dan partisipasinya dalam penderitaan Juruselamat. Luka-luka di tangan, kaki, dan sisinya menyerupai luka penyaliban Kristus dan dilihat sebagai tanda rahmat dan kesucian yang luar biasa.
Bagaimana ajaran Santo Fransiskus relevan dengan dunia saat ini?
Ajaran Santo Fransiskus tentang kemiskinan sukarela, kerendahan hati, dan pelayanan kepada orang miskin tetap relevan sebagai tantangan bagi konsumerisme dan materialisme modern. Cintanya pada alam dan semua makhluk juga telah menjadikannya inspirasi bagi gerakan lingkungan dan panggilan untuk bertanggung jawab atas ciptaan Tuhan.
Apa pengaruh Santo Fransiskus terhadap Gereja Katolik?
Santo Fransiskus memiliki pengaruh yang besar terhadap Gereja Katolik. Ordo Fransiskan yang ia dirikan menjadi salah satu ordo religius terbesar dalam Gereja. Ajarannya terus membentuk spiritualitas dan pelayanan Fransiskan. Banyak Paus, termasuk Paus Fransiskus, mengambil inspirasi dari teladannya dalam kepemimpinan Gereja.