Apa saja Pekerjaan yang Terancam oleh AI?

Artikel ini dibuat dengan Aplikasi Ratu AI

Apa saja Pekerjaan yang Terancam oleh AI?

Kecerdasan Buatan (AI) telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir, dengan potensi dampaknya yang luas pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pasar kerja. Otomatisasi yang didorong oleh AI menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan pekerjaan tertentu. Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai pekerjaan apa saja yang diprediksi paling rentan terhadap otomatisasi AI di masa mendatang, berdasarkan pandangan para ahli dan laporan terbaru.

Poin-poin Penting

  • Pekerjaan yang berisiko tinggi untuk digantikan oleh AI dalam 20 tahun ke depan termasuk akuntan, analis data, eksekutif periklanan, penerjemah, juru bahasa, agen perjalanan, serta pekerjaan manufaktur dan perakitan [1].
  • Kemampuan AI untuk menghasilkan teks, gambar, dan kode dasar mengancam pekerjaan desainer grafis dan web serta penulis dan jurnalis yang terlibat dalam tugas-tugas rutin [3, 10].
  • Meskipun AI dapat mengotomatisasi tugas-tugas repetitif dan manipulasi data, pekerjaan yang membutuhkan kreativitas, pemikiran kritis, empati, dan keterampilan interpersonal diprediksi akan lebih tahan terhadap otomatisasi [4].
  • Adaptasi, pembelajaran keterampilan baru, dan fokus pada kolaborasi dengan AI serta memaksimalkan keahlian manusia yang unik menjadi kunci untuk navigateda masa depan pekerjaan di era AI.

Pekerjaan yang Berbasis Data dan Administrasi

Pekerjaan yang melibatkan pengolahan data dalam jumlah besar dan tugas-tugas administrasi rutin adalah salah satu area yang paling pertama merasakan dampak dari otomatisasi AI. Dalam 20 tahun ke depan, para ahli AI memprediksi bahwa pekerjaan seperti akuntan, analis data, dan eksekutif periklanan berisiko menghilang [1]. Alasan utama di balik kerentanan ini adalah sifat pekerjaan yang repetitif dan berbasis aturan. AI sangat unggul dalam memproses data dengan cepat dan akurat, melakukan perhitungan kompleks, dan mengelola catatan. Akuntan, misalnya, sering menghabiskan banyak waktu untuk tugas-tugas seperti entri data, rekonsiliasi akun, dan persiapan laporan standar.

Proses-proses ini dapat dengan mudah diotomatisasi oleh perangkat lunak AI yang dirancang khusus untuk tugas-tugas keuangan. AI dapat menganalisis transaksi, mendeteksi anomali, dan bahkan menghasilkan laporan keuangan awal dengan campur tangan manusia yang minimal. Demikian pula, analis data yang tugasnya melibatkan pembersihan data, segmentasi, dan analisis statistik dasar juga menghadapi ancaman [1]. Algoritma AI dapat melakukan analisis data dengan kecepatan dan skala yang tidak mungkin dicapai oleh manusia. Mereka dapat mengidentifikasi pola, tren, dan korelasi dalam kumpulan data yang besar, memberikan wawasan yang sebelumnya membutuhkan banyak waktu dan tenaga manual.

Penggunaan AI dalam analisis data tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga dapat menghasilkan wawasan yang lebih mendalam dan objektif. Selanjutnya, eksekutif periklanan yang terlibat dalam perencanaan dan penempatan iklan juga berisiko, menurut para ahli AI [1]. Meskipun aspek strategis dan kreatif dari periklanan mungkin tetap membutuhkan sentuhan manusia, tugas-tugas seperti penempatan iklan otomatis, optimasi target audiens, dan analisis kinerja kampanye dapat sepenuhnya ditangani oleh platform periklanan berbasis AI.

AI dapat menganalisis data demografi, preferensi pengguna, dan perilaku online untuk menempatkan iklan secara efektif, memaksimalkan jangkauan dan konversi. Kemampuan AI untuk menangani tugas-tugas berbasis data dan administrasi secara massal dan efisien membuat pekerjaan-pekerjaan di sektor ini sangat rentan terhadap otomatisasi di masa depan. Transformasi ini kemungkinan akan mengubah peran para profesional di bidang ini, mendorong mereka untuk fokus pada aspek-aspek yang lebih strategis, kreatif, dan membutuhkan penilaian manusia.

Penulis dan Jurnalis

Profesi menulis dan jurnalisme, meskipun tampaknya sangat bergantung pada kreativitas manusia dan pemikiran kritis, juga termasuk dalam daftar pekerjaan yang berisiko terganggu oleh kemajuan AI, terutama model bahasa generatif seperti ChatGPT [3]. AI memiliki kemampuan untuk menghasilkan teks, artikel, ringkasan, dan bahkan karya sastra [3]. Meskipun kualitas output AI saat ini mungkin masih bervariasi dan terkadang memerlukan pengeditan dari manusia, kemampuannya untuk menghasilkan draft awal dengan cepat dan efisien menjadi ancaman bagi penulis dan jurnalis yang tugas sehari-harinya melibatkan penulisan berita rutin, Laporan ringkas, atau konten berbasis data.

Jurnalis, misalnya, sering kali menghabiskan waktu untuk Menyusun ringkasan rapat, laporan keuangan, atau berita olahraga yang berbasis statistik. AI dapat dilatih untuk menarik data dari berbagai sumber dan menghasilkan laporan yang akurat dalam hitungan detik. Ini dapat secara signifikan mengurangi kebutuhan akan jurnalis manusia untuk tugas-tugas seperti itu. Demikian pula, penulis konten yang menghasilkan artikel blog, deskripsi produk, atau materi pemasaran yang bersifat standar juga berisiko [3].

AI dapat menghasilkan variasi teks yang tak terbatas berdasarkan parameter yang diberikan, memungkinkan pembuatan konten dalam skala besar dengan biaya yang jauh lebih rendah. Meskipun AI mungkin belum sepenuhnya menggantikan kemampuan penulis manusia untuk menghasilkan karya yang benar-benar orisinal, kreatif, atau investigatif yang membutuhkan pemikiran mendalam dan pemahaman nuansa manusia, AI dapat mengambil alih tugas-tugas penulisan yang lebih rutin dan berbasis format.

Selain itu, AI juga dapat digunakan dalam proses penyuntingan dan pemeriksaan fakta, yang selanjutnya mempengaruhi peran editor dan pemeriksa fakta [3]. AI dapat menganalisis teks untuk kesalahan tata bahasa, ejaan, dan bahkan inkonsistensi fakta dengan kecepatan dan akurasi yang tidak mungkin bagi manusia. Pergeseran ini berarti bahwa penulis dan jurnalis di masa depan mungkin perlu beradaptasi dengan berfokus pada aspek-aspek pekerjaan mereka yang membutuhkan keahlian manusia yang unik, seperti jurnalisme investigatif, penulisan kreatif yang mendalam, analisis kritis, dan kemampuan wawancara. Meskipun AI dapat menjadi alat bantu yang ampuh bagi penulis dan jurnalis, kemampuannya untuk menghasilkan output teks yang koheren dan informatif menimbulkan pertanyaan serius tentang masa depan profesi ini.

Desainer Grafis dan Web

Meskipun profesi desain sangat terkait dengan kreativitas dan estetika visual, desainer grafis dan web juga termasuk dalam daftar pekerjaan yang berpotensi digeser oleh kemajuan AI. Kemampuan AI untuk menghasilkan gambar, tata letak, dan bahkan kode dasar untuk situs web telah berkembang pesat [10]. AI dapat dilatih pada jutaan gambar dan desain, memungkinkan mereka untuk menghasilkan visual yang unik berdasarkan deskripsi teks atau parameter tertentu [10]. Ini memiliki implikasi signifikan untuk tugas-tugas desain yang lebih rutin dan berbasis template.

Desainer grafis yang mengerjakan tugas-tugas seperti membuat postingan media sosial standar, spanduk iklan, atau logo sederhana mungkin akan melihat pekerjaan mereka diotomatisasi oleh AI [10]. AI dapat menghasilkan berbagai opsi desain dengan cepat, memungkinkan pengguna untuk memilih dan menyesuaikannya sesuai kebutuhan. Hal ini dapat mengurangi kebutuhan akan desainer manusia untuk proyek-proyek yang tidak memerlukan keahlian kreatif tingkat tinggi. Demikian pula, desainer web yang mengerjakan tata letak situs web dasar dan implementasi kode front-end juga berisiko [10].

Alat berbasis AI sudah ada yang dapat membangun situs web fungsional dari template atau bahkan dari deskripsi teks belaka. AI dapat menghasilkan kode HTML, CSS, dan JavaScript dasar, menangani tugas-tugas yang sebelumnya membutuhkan desainer dan pengembang web manusia. Misalnya, penciptaan konten yang lebih cepat menjadi pendorong utama penggunaan AI di industri tertentu, seperti fashion, di mana model virtual dan AI glam bot mulai mengambil alih peran model manusia [10]. Ini menunjukkan semakin diterimanya AI dalam menghasilkan visual yang menarik dan relevan dengan cepat.

Namun, penting untuk dicatat bahwa AI saat ini masih memiliki keterbatasan dalam memahami nuansa budaya, emosi, dan konteks yang kompleks yang sering kali diperlukan dalam desain tingkat lanjut. Desainer yang berfokus pada strategi brand, user experience (UX) kompleks, atau karya seni yang benar-benar orisinal dan berdampak mungkin akan tetap aman. Namun, pergeseran menuju otomatisasi dalam tugas-tugas desain yang lebih standar menunjukkan bahwa desainer grafis dan web perlu beradaptasi dengan berfokus pada aspek-aspek pekerjaan mereka yang membutuhkan keahlian, kreativitas, dan pemikiran kritis manusia yang unik.

Penerjemah dan Juru Bahasa

Profesi penerjemah dan juru bahasa telah merasakan dampak signifikan dari kemajuan AI dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun terjemahan mesin telah ada selama beberapa waktu, kualitasnya telah meningkat pesat dengan munculnya model bahasa AI yang lebih canggih. AI sekarang dapat menerjemahkan teks dan bahkan ucapan dengan tingkat akurasi yang semakin tinggi, terutama untuk bahasa-bahasa yang umum dan dalam konteks yang tidak terlalu kompleks [1]. Para ahli AI memasukkan penerjemah dan juru bahasa dalam daftar pekerjaan yang berisiko menghilang dalam 20 tahun ke depan [1].

Alasan utama di balik kerentanan ini adalah kemampuan AI untuk memproses dan menerjemahkan bahasa secara otomatis dengan kecepatan yang tidak dapat ditandingi oleh manusia. Untuk tugas-tugas seperti menerjemahkan dokumen bisnis standar, email, atau konten web, AI dapat menyediakan terjemahan yang cukup baik dan dapat digunakan dengan cepat. Hal ini mengurangi kebutuhan akan penerjemah manusia untuk volume pekerjaan yang besar dan rutin. Demikian pula, dalam konteks juru bahasa, meskipun AI belum sepenuhnya menggantikan juru bahasa simultan dalam situasi yang membutuhkan pemahaman nuansa budaya, emosi, dan interaksi manusia yang kompleks, kemampuan AI untuk mentranskripsi dan menerjemahkan ucapan secara real-time semakin meningkat.

Alat penerjemah suara berbasis AI sudah digunakan dalam berbagai aplikasi, dari terjemahan percakapan sehari-hari hingga terjemahan dalam konferensi online. Namun, penting untuk diakui bahwa AI saat ini masih memiliki keterbatasan dalam memahami konteks yang sangat spesifik, humor, sarkasme, idiom, dan referensi budaya yang mungkin hanya dapat dipahami oleh penutur asli atau penerjemah manusia yang berpengalaman. Terjemahan yang akurat dalam konteks hukum, medis, atau sastra yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang materi pelajaran dan nuansa linguistik mungkin masih membutuhkan keahlian manusia.

Meskipun demikian, tren menuju otomatisasi dalam terjemahan dan penerjemahan jelas terlihat. Masa depan bagi penerjemah dan juru bahasa mungkin melibatkan penggunaan AI sebagai alat bantu, dengan fokus pada post-editing terjemahan mesin, menangani proyek-proyek yang lebih kompleks dan bernuansa, atau menyediakan layanan yang membutuhkan kehadiran manusia dan pemahaman interpersonal. Namun, untuk tugas-tugas yang lebih standar dan berbasis volume, AI kemungkinan akan terus Mengambil alih.

Agen Perjalanan

Industri perjalanan telah mengalami perubahan signifikan dalam beberapa dekade terakhir, dan kemajuan AI terus mempercepat transformasi ini. Agen perjalanan, yang sebelumnya menjadi sumber utama informasi dan pemesanan untuk perjalanan, menghadapi ancaman signifikan dari platform online dan AI yang dapat menangani banyak tugas mereka secara otomatis [1]. AI dapat memproses data harga dari berbagai maskapai penerbangan, hotel, dan penyedia layanan perjalanan lainnya dengan sangat cepat, dan menemukan opsi terbaik berdasarkan preferensi dan anggaran pelanggan [1].

Mesin pencari perjalanan berbasis AI dapat menawarkan rekomendasi yang dipersonalisasi, mengoptimalkan rute, dan bahkan memprediksi perubahan harga. Ini memungkinkan konsumen untuk merencanakan dan memesan perjalanan mereka sendiri tanpa memerlukan campur tangan agen manusia. Selain itu, AI juga dapat menangani tugas-tugas layanan pelanggan yang sering dilakukan oleh agen perjalanan, seperti menjawab pertanyaan umum tentang jadwal penerbangan, persyaratan visa, atau rekomendasi tempat wisata. Chatbot dan asisten virtual bertenaga AI dapat memberikan informasi yang akurat dan cepat, 24/7, mengurangi kebutuhan akan agen manusia.

Kemudahan akses informasi dan kemampuan pemesanan mandiri melalui platform online dan aplikasi berbasis AI telah mengurangi permintaan akan agen perjalanan tradisional. Saat ini, konsumen dapat menemukan informasi yang mereka butuhkan dan melakukan pemesanan dengan mudah melalui perangkat mereka sendiri. Namun, ada beberapa aspek layanan agen perjalanan yang masih sulit digantikan oleh AI. Ini termasuk penanganan permintaan perjalanan yang kompleks atau khusus, memberikan saran yang dipersonalisasi berdasarkan pengalaman pribadi dan pengetahuan lokal, menyelesaikan masalah yang muncul selama perjalanan, dan membangun hubungan kepercayaan dengan pelanggan.

Agen perjalanan yang dapat beradaptasi dengan menawarkan layanan nilai tambah ini, seperti perencanaan perjalanan mewah, wisata petualangan, atau perjalanan grup yang rumit, mungkin memiliki masa depan yang lebih aman. Namun, untuk agen yang hanya menyediakan layanan pemesanan dasar dan informasi umum, ancaman dari otomatisasi AI dan platform online sangat nyata. Pergeseran ini mendorong agen perjalanan untuk menjadi lebih dari sekadar pemesan; mereka perlu bertransformasi menjadi konsultan perjalanan yang menawarkan keahlian dan layanan yang tidak dapat ditiru oleh mesin.

Pekerjaan Manufaktur dan Perakitan

Sektor manufaktur dan perakitan telah menjadi salah satu area pertama yang melihat dampak otomatisasi dalam skala besar, dan kemajuan AI hanya mempercepat tren ini. Robot yang digerakkan oleh AI semakin mampu melakukan tugas-tugas yang sebelumnya dilakukan oleh pekerja manusia di lini produksi [1]. AI memungkinkan robot tidak hanya untuk melakukan gerakan repetitif tetapi juga untuk membuat keputusan sederhana, beradaptasi dengan variasi kecil, dan bahkan belajar dari kesalahan. Hal ini membuat robot AI menjadi lebih serbaguna dan efisien dalam lingkungan manufaktur.

AI sangat baik dalam tugas-tugas yang membutuhkan presisi tinggi, kecepatan, dan daya tahan, seperti perakitan komponen, inspeksi kualitas, pengemasan, dan penanganan material. Pekerjaan yang melibatkan perakitan berulang, pengelasan, pengecatan, dan pengemasan dapat sepenuhnya diotomatisasi oleh robot AI [1]. Diperkirakan bahwa lebih dari 100.000 pekerjaan di Austin, misalnya, terancam oleh AI, dengan sektor manufaktur menjadi salah satu yang paling rentan [7]. Alasan utama di balik kerentanan ini adalah sifat fisik dan repetitif dari banyak pekerjaan di sektor ini, yang sangat cocok untuk otomatisasi.

Robot AI dapat bekerja tanpa henti, tanpa kelelahan atau kesalahan yang disebabkan oleh faktor manusia, yang dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya operasional bagi perusahaan. Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua pekerjaan di sektor manufaktur berisiko. Pekerjaan yang membutuhkan keterampilan kognitif tingkat tinggi, pemecahan masalah yang kompleks, kreativitas, atau interaksi manusia yang signifikan mungkin tetap aman, setidaknya untuk saat ini. Contohnya termasuk insinyur yang merancang dan memprogram robot AI, teknisi yang memelihara dan memperbaiki peralatan otomatis, dan manajer produksi yang mengawasi seluruh operasi.

Namun, bagi pekerja yang tugas utamanya melibatkan pekerjaan manual dan repetitif di lini produksi, risiko kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi AI sangat tinggi. Pergeseran ini menimbulkan tantangan signifikan dalam hal pelatihan ulang tenaga kerja dan menciptakan peluang kerja baru yang membutuhkan keterampilan yang berbeda. Masa depan manufaktur kemungkinan akan melibatkan lingkungan kerja di mana manusia dan robot AI bekerja bersama, dengan manusia fokus pada tugas-tugas yang membutuhkan keterampilan kognitif dan pemecahan masalah, sementara robot AI menangani tugas-tugas fisik dan repetitif.

Kesimpulan

Kemajuan AI tidak dapat dihindari dan akan terus membentuk kembali pasar kerja. Meskipun beberapa pekerjaan berisiko lebih tinggi untuk digantikan oleh otomatisasi, tidak berarti bahwa semua pekerjaan di bidang tersebut akan полностью hilang. Transformasi ini lebih mungkin mengarah pada perubahan dalam peran dan tanggung jawab, di mana manusia akan bekerja bersama AI atau berfokus pada aspek-aspek pekerjaan yang membutuhkan keahlian manusia yang unik seperti kreativitas, pemikiran strategis, kecerdasan emosional, dan pemecahan masalah yang kompleks yang belum mampu ditiru oleh mesin. Adaptasi dan pembelajaran keterampilan baru akan menjadi kunci untuk tetap relevan di masa depan yang semakin didorong oleh AI.

Belum Kenal Ratu AI?

Ratu AI adalah layanan generatif AI terkemuka di Indonesia yang dirancang untuk menghasilkan teks dan gambar berkualitas tinggi. Memanfaatkan berbagai model AI canggih dari seluruh dunia, Ratu AI mampu memberikan hasil yang akurat, kreatif, dan inovatif untuk berbagai kebutuhan Anda, mulai dari pembuatan konten hingga desain visual. Dengan antarmuka yang user-friendly dan teknologi mutakhir, Ratu AI memudahkan Anda untuk mewujudkan ide-ide terbaik tanpa batas.

Jangan lewatkan kesempatan untuk mengoptimalkan kreativitas dan produktivitas Anda bersama Ratu AI! Kunjungi halaman pricing kami di https://platform.ratu.ai/ dan pilih paket yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda. Daftar sekarang dan rasakan sendiri keunggulan layanan generatif AI terbaik di Indonesia yang siap mendukung setiap langkah Anda menuju kesuksesan.

FAQ

Apakah AI akan mengambil alih semua pekerjaan di masa depan?

Meskipun AI akan mengotomatisasi banyak tugas rutin, pekerjaan yang membutuhkan kreativitas, pemikiran kritis, kecerdasan emosional, dan interaksi manusia yang kompleks diprediksi akan lebih aman [4].

Bagaimana cara mempersiapkan diri menghadapi dampak AI pada pasar kerja?

Mempelajari keterampilan baru, terutama di bidang yang membutuhkan kolaborasi dengan AI atau keterampilan yang unik manusia, sangat penting. Fokus pada pembelajaran seumur hidup dan adaptabilitas.

Apakah ada pekerjaan yang sepenuhnya aman dari AI?

Menurut Bill Gates, pekerjaan yang membutuhkan interaksi manusia dan keterampilan pemecahan masalah yang kompleks, seperti di bidang energi dan kesehatan, akan lebih aman [4].

Seberapa cepat AI akan menggantikan pekerjaan?

Dampak AI akan bervariasi di setiap sektor dan wilayah. Beberapa laporan menunjukkan bahwa AI dapat mempengaruhi hingga 40% pekerjaan secara global dan dapat memperlebar ketidaksetaraan antar negara [8].

Referensi

  1. These jobs are at risk of disappearing in the next 20 years, AI experts say: https://www.nbcwashington.com/news/business/money-report/these-jobs-are-at-risk-of-disappearing-in-the-next-20-years-ai-experts-say/3885446/
  2. AI is automating our jobs—but values need to change if we are to be liberated by it: https://www.msn.com/en-us/money/technology/ai-is-automating-our-jobs-but-values-need-to-change-if-we-are-to-be-liberated-by-it/ar-AA1CsYVZ
  3. ChatGPT may be coming for our jobs. Here are the 10 roles that AI is most likely to replace.: https://www.businessinsider.com/chatgpt-jobs-at-risk-replacement-artificial-intelligence-ai-labor-trends-2023-02
  4. Worried that AI will take your job? Bill Gates reveals why these jobs will be safe in future: https://cio.economictimes.indiatimes.com/news/artificial-intelligence/worried-that-ai-will-take-your-job-bill-gates-reveals-why-these-jobs-will-be-safe-in-future/119849017
  5. Should I risk my job by continuing to use AI?: https://www.adn.com/business-economy/2025/03/03/should-i-risk-my-job-by-continuing-to-use-ai/?_bhlid=7a89f20a2ef1184aae010826ede722b2764eeda7
  6. “AI Won’t Take Your Job,” Says Netflix CEO: https://www.msn.com/en-us/money/other/ai-won-t-take-your-job-says-netflix-ceo/ar-BB1n9e9d
  7. Report: 100k+ Austin jobs threatened by AI: https://www.kxan.com/video/report-100k-austin-jobs-threatened-by-ai/8857590/
  8. AI could affect 40% of jobs and widen inequality between nations, UN warns: https://www.nbcbayarea.com/news/business/money-report/ai-could-affect-40-of-jobs-and-widen-inequality-between-nations-un-warns/3835768/
  9. AI might be scanning your resume. Here’s what job hunters should know: https://www.cnn.com/2025/04/08/tech/ai-resume-job-hunters/index.html
  10. Fashion models pushed to the side as AI glam bots take over: ‘It’s about faster content creation’: https://www.msn.com/en-us/lifestyle/other/fashion-models-pushed-to-the-side-as-ai-glam-bots-take-over-it-s-about-faster-content-creation/ar-AA1thZVd